DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Buya Ahmad Syafii Maarif Sangat Mencintai NKRI, Tapi Juga Anti Korupsi

image
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif Tutup Usia

ORBITINDONESIA - Buya Ahmad Syafii Maarif sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Tetapi saat penyelenggara negara terjebak dalam korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), Buya tidak segan-segan mengkritik keras.

Hal itu diungkapkan Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dalam Memorial Lecture untuk mengenang tokoh Muhammadiyah, Buya Ahmad Syafii Maarif. Acara diadakan di Salihara Art Center, Jakarta, Selasa 5 Juli 2022.

Menurut Amin Abdullah, Buya Ahmad Syafii Maarif gemas dan sedih sekali melihat realitas kehidupan rakyat Indonesia, di mana jurang antara kaya dan miskin masih sangat tajam.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Pesawat Tempur KF-21 Boramae Segera Uji Terbang Perdana Juli Ini

Buya pernah mengatakan, dari lima sila dalam Pancasila, sila kelima –Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia—adalah yang “paling tertinggal di buritan peradaban.”

Sila ke-5 disebut Buya sebagai “yatim piatu” dan paling terlantar. “Semua itu adalah cara penjiwaan Buya terhadap amanah para pendiri bangsa yang belum kunjung tercapai,” ujar Amin Abdullah.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Selamza hidupnya, Buya Syafii bukan hanya dikenal sebagai cendekiawan, guru bangsa dengan kepribadiannya yang humanis. Tetapi ia juga dikenang sebagai seorang sejarawan yang kritis.

Pemikirannya tentang isu-isu keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan, telah membuka pintu gerbang cakrawala keilmuan bagi para penerus bangsa.

Baca Juga: Bendera LGBT di Masjid dan Menjadi Muslim dengan Nilai Eropa

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Acara Memorial Lecture ini dilakukan berkat kerjasama MAARIF Institute dengan Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), serta didukung Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Komunitas Salihara.

Kegiatan diawali dengan sambutan Abd. Rohim Ghazali (MAARIF Institute), Goenawan Mohammad (Komunitas Salihara), dan Ade Armando (PIS) dan perwakilan BPIP. Acara dihadiri sekitar 200 peserta.***

Berita Terkait