DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

10 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Ada Lempar Ketupat hingga Permainan Meriam

image
10 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Ada Lempar Ketupat hingga Permainan Meriam

ORBITINDONESIA.COM- Tradisi unik menyambut datangnya Idul Fitri di Indonesia memang kaya, sesuai keragaman masyarakatnya.

Beragam tradisi unik menyambut Hari Raya Idul Fitri ini salah satunya seperti lempar ketupat asal Lombok, hingga permainan meriam di Gorontalo.

Dikutip Orbit Indonesia dari berbagai sumber, inilah 10 tradisi unik menyambut datangnya Idul Fitri di Indonesia yang bisa menambah wawasan kalian.

Baca Juga: Lebih dari 60 Negara Tetapkan Idul Fitri 21 April, Cuma 4 Negara Asia Tenggara Pilih 22 April

1. Batobo di Riau

Tradisi Batobo merupakan kegiatan penduduk Riau yang mudik ke kampung halamannya akan disambut meriah oleh keluarga dan bahkan oleh warga desa.

Mereka akan diarak sambil diiringi pukulan rebana menuju tempat buka bersama.

Biasanya tradisi ini juga diisi dengan pengajian dan lomba baca Alquran, dimana hadiahnya berasal dari para pemudik yang pulang kampung tersebut.

Baca Juga: Inilah Deretan Negara yang Menetapkan 1 Syawal 1444 H atau Idul Fitri pada 21 April 2023, Ada Arab Saudi

2. Meugang di Aceh

Tradisi Meugang yang berasal dari Aceh ini biasanya dilakukan setiap tahun menjelang Idul Fitri.

Tradisi Meugang sendiri biasanya dilakukan oleh semua warga di sebuah kampung.

Dimana mereka akan berkumpul di masjid untuk memasak daging dan menyantapnya bersama-sama.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Jonathan Bustos Kirim Pesan Perpisahan kepada Borneo FC

Selain itu, daging yang ada juga biasanya dibagikan kepada sesama yang membutuhkan sebegai bentuk saling berbagai di bulan Ramadan.

Tradisi ini juga dilakukan saat perayaan Idul Adha.

3. Pukul Sapu di Maluku Tengah

Tradisi yang dilakukan oleh penduduk Leihitu, Maluku Tengah ini bisa dibilang cukup ekstrem.

Tradisi yang digelar pada hari ketujuh Lebaran ini biasanya dilakukan oleh perwakilan pria dari masing-masing desa yang meliputi desa Morella dan desa Mamala.

Baca Juga: 5 Wisata Pantai hingga Sejarah di Indonesia, Paling Cocok Jadi Tempat Libur Lebaran Idul Fitri Bareng Keluarga

Para perwakilan dari masing-masing desa akan berkumpul di halaman masjid besar dan mereka akan saling memukul punggung satu sama lain menggunakan lidi dari pohon enau.

Tradisi ini berlangsung selama sekitar 30 menit dan biasanya akan membuat kulit sobek hingga berdarah-darah.


4. Kenduri Makam di Aceh

Tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh warga Desa Pasi di Kabupaten Aceh Barat ini diperingati di hari ke-12 setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Dijamin Sejuk, Inilah 7 Wisata Pegunungan di Bondowoso dengan Pemandangan Memukau, Bikin Liburan Berkualitas

Tradisi Unik di Berbagai Daerah Sambut Lebaran Kenduri Makam

Warga akan melakukan ziarah dan makan kenduri bersama di lokasi pemakaman tempat keluarga dikebumikan.

Orang yang menghadiri ritual kenduri membawa beraneka macam masakan nasi dan aneka kue khas Aceh untuk dimakan bersama usai rangkaian acara

 

5. Grebeg Syawal di Yogyakarta

Kota Yogyakarta memiliki tradisi yang selalu dilakukan setelah Idulfitri, yaitu perayaan Grebeg Syawal.

Sebenarnya, Grebeg Syawal adalah tradisi keraton untuk menyambut 1 Syawal.

Biasanya perayaan ini akan diawali dengan para warga mengarak bermacam-macam hasil bumi yang disusun rapi berbentuk kerucut berukuran besar dari Pagelaran Keraton menuju Halaman Masjid Agung Kauman.

Setelah didoakan, hasil bumi tadi biasanya akan menjadi rebutan warga yang hadir dalam kegiatan tersebut

6. Malaman di Lampung

Malaman dilakukan pada malam takbir, sehari jelang Idul Fitri.

Anak-anak dan remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah mereka hingga menjulang setinggi satu meter bahkan lebih.

Menjelang Lebaran, akan ada banyak batok kelapa yang tidak terpakai sisa masak rendang.

Usai disusun, batok kelapa dibakar hingga api tampak menjulang dan anak-anak bersorak kegirangan.

 

7. Bedulang di Bangka

Penduduk Bangka di Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tradisi unik untuk merayakan momen kebersamaan saat Lebaran, yaitu Bedulang.

Tradisi yang biasanya dilakukan setelah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan ini merupakan tradisi makan begara yang artinya makan bersama.

Namun karena penyajiannya menggunakan tudung saji, akhirnya disebut juga dengan nama bedulang.

Uniknya, saat menyantap makanan, kamu tidak boleh menggunakan sendok dan diharuskan pakai tangan.

Jadi harus cuci tangan dulu, dengan aturan orang yang paling tua dulu yang cuci tangan, baru kemudian dilanjutkan dengan yang lebih muda.


8. Perang Topat di Lombok

Perang Topat di Lombok bertujuan untuk mempererat hubungan antara umat beragama. Perang Topat yang berarti perang ketupat ini dilakukan oleh suku asli Lombok, yaitu Suku Sasak dan biasanya dilakukan saat hari ke-6 Lebaran.

Tradisi ini dimulai dengan mengarak hasil bumi, kemudian dilanjutkan dengan saling lempar ketupat yang dipercaya akan mengabulkan doa dan permohonan mereka.

9. Festival Tumbilotohe di Gorontalo


Festival Tumbilotohe ini berasal dari Gorontalo dan merupakan tradisi dimana para warga Gorontalo akan menyalakan lampu yang berbahan minyak tanah yang nantinya bakal menerangi sepanjang jalan di kota Gorontalo.

Tujuannya sebenarnya yaitu untuk menerangi jalan agar warga desa bisa dengan mudah melaluinya saat membagi-bagikan zakat.

Biasanya, tradisi ini juga dimeriahkan dengan tabuhan bedug dan meriam dari bambu.

10. Festival Meriam Karbit di Pontianak

Tradisi yang dilakukan oleh penduduk Pontianak ini sudah dijalankan selama 200 tahun lebih.

Festival Meriam Karbit sendiri menggunakan meriam yang terbuat dari bambu besar dan diletakkan di pinggir Sungai Kapuas.

Menjelang malam takbiran, para warga Pontianak akan berkumpul di sekitar pinggir sungai untuk menyalakan meriam-meriam besar tersebut sebagai tanda datangnya hari kemenangan


Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News.

 

Berita Terkait