DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Tak Perlu Ada Hambatan Psikologis Bagi Duet Prabowo Sebagai Capres dan Jokowi Cawapres untuk 2024

image
Menteri pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto mengisyaratkan dirinya untuk maju dalam bursa mencalonan presiden 2024.

ORBITINDONESIA – Tidak perlu ada hambatan psikologis, untuk memasang duet Prabowo Subianto sebagai capres dan Joko Widodo atau Jokowi sebagai cawapres pada pilpres 2024. Hal itu diungkapkan aktivis Zeng Wei Jian.

Dalam pesannya yang disebar di media sosial dan dikutip Orbitindonesia pada 12 Agustus 2022, Zeng Wei Jian menyatakan, Sekber Prabowo - Jokowi belum lama ini sudah merilis deklarasi di Bundaran HI, Jakarta. Usungannya: "Prabowo Presiden" dan "Jokowi Wapresnya."

Menurut aktivis ini, menjadikan Jokowi --yang sudah pernah dua kali menjabat Presiden—untuk menjadi cawapres bagi Prabowo adalah hal yang seharusnya biasa saja.

Baca Juga: Final Piala AFF U16: Harga Tiket Nonton Pertandingan, Cara Beli, Link Online Timnas Indonesia vs Vietnam

“Pengkultusan jabatan Presiden merupakan misinterpretasi konvensional dan ini adalah residu feodalisme,” tulis Zeng Wei Jian.

Dikatakannya, negeri dewasa demokrasi seperti Rusia tidak punya hambatan psikologis, sewaktu Presiden Vladimir Putin turun menjadi Wakil Presiden. Lalu, di masa jabatan berikutya, Putin naik lagi menjadi presiden.

Menurut Zeng Wei Jian, deklarasi pasangan Prabowo-Jokowi itu keren. “Out of the box. Gerakan progresif, menuju kematangan politik dan masyarakat yang matang secara politik,” ujarnya.

Konstitusi secara tegas membatasi masa jabatan presiden jadi 2 periode. Tetapi tidak pula melarang mantan Presiden, untuk maju mengikuti kontestasi sebagai Wakil Presiden.

Baca Juga: Final Piala AFF U16: Prediksi Timnas Indonesia vs Vietnam, Garuda Muda Yakin Juara!

Zeng Wei Jian berpendapat, kematangan politik itu berdasarkan kalkulasi rasional dan kebutuhan menjawab tantangan zaman. Bukan alasan "gengsi".

Pilpres 2024 harus sepakat diisi kontestan nasionalis.

“Tidak boleh ada representatif ekstrimis sayap kanan, yang punya agenda menghapus Pancasila dan membatalkan NKRI,” sambungnya.***

Berita Terkait