DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Indonesia Naikkan Kepemilikan Saham di Bank Pembangunan Islam, Posisinya di Peringkat Ketiga

image
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani (kedua dari kanan) bersama Presiden IsDB Muhammad Sulaiman Al-Jasser (kedua dari kiri) dalam Sidang Tahunan IsDB di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu 13 Mei 2023.

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kepemilikan saham di Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) dari posisi ke-12 menjadi posisi ke-3.

Langkah tersebut karena Indonesia ingin menjadi mitra IsDB yang lebih kuat dalam mewujudkan agenda reformasi dan melaksanakan mandatnya dalam membantu negara-negara anggota, terutama negara-negara anggota miskin dan rentan, serta komunitas muslim di dunia.

"Saya harap dengan kenaikan saham ini, kerja sama antara Indonesia dan IsDB dapat semakin menguat serta membawa kesejahteraan seluruh umat," ujar Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam Sidang Tahunan IsDB di Jeddah, Arab Saudi, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu 14 Mei 2023.

Baca Juga: Cakep, Menkeu Sri Mulyani Terbitkan Besaran Baru Biaya Perjalanan Dinas, Uang Lembur, dan Paket Internet PNS

Pada sidang tahunan ke-48 IsDB tanggal 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi, Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi memberi persetujuan kepada proposal kenaikan saham Indonesia.

Dengan persetujuan tersebut, Indonesia menduduki peringkat pemegang saham IsDB terbesar ke-3 setelah Arab Saudi dan Libya, serta berada di atas Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Turki.

IsDB adalah bank pembangunan multilateral yang memiliki keunggulan komparatif tidak saja sebagai satu-satunya bank pembangunan multilateral yang menerapkan prinsip syariah, namun mayoritas anggotanya yaitu negara berkembang sehingga bisa ikut mengedepankan kerja sama selatan selatan.

IsDB juga berkomitmen untuk mereformasi, termasuk meningkatkan pembiayaan murah untuk kebutuhan pembangunan negara anggota yang mayoritas berada dalam kategori negara berpendapatan menengah dan rendah.

Ketika menjadi pemegang saham terbesar ke-12, Indonesia mendapat penyertaan modal sebesar 1.511 juta dolar AS atau 2,25 persen dari total modal ditempatkan IsDB.

Dengan kenaikan saham ini, Sri Mulyani menuturkan Indonesia akan memperoleh beragam manfaat, baik secara strategis dan ekonomis, mulai dari meningkatkan posisi tawar Indonesia di IsDB hingga meningkatkan potensi pembiayaan IsDB sampai dengan 3,5-4 kali lebih besar.

Dengan menjadi pemegang saham terbesar ke-3, Indonesia akan menegaskan posisinya di panggung global dengan ikut menentukan arah pembangunan dunia melalui pengaruh keanggotaannya dalam bank pembangunan multilateral seperti IsDB.

Indonesia juga akan dapat secara langsung berperan aktif dalam operasionalisasi IsDB dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan di negara-negara anggota IsDB yang pada umumnya merupakan negara dengan komunitas Muslim berpendapatan rendah.

Di sisi lain, Indonesia juga bisa mendorong peran IsDB dalam berbagai kegiatan pembangunan di Tanah Air, termasuk dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam.

Sampai Desember 2022, IsDB telah memberikan dukungan pembiayaan kepada Indonesia sebesar 6,3 miliar dolar AS, khususnya untuk sektor-sektor seperti pertanian, pendidikan, industri dan pertambangan, melalui berbagai instrumen seperti pembiayaan proyek, pembiayaan perdagangan, serta pemberian bantuan teknis.

Menkeu menegaskan, Indonesia berkomitmen bekerja sama lebih erat dengan IsDB untuk memberi dampak positif dalam jangka panjang bagi umat Muslim dan komunitas global.

Masyarakat global dan umat islam pada khususnya, perlu membangun kembali kerja sama yang lebih baik dan lebih kuat.

"Penguatan kerja sama terutama dalam menghadapi berbagai tantangan perekonomian dunia saat ini. Hal inilah yang akan diwujudkan melalui peran Indonesia yang akan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan posisi saham Indonesia di IsDB," tutur Sri Mulyani. ***

Berita Terkait