DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Toko Buku Tutup Karena Cara Orang Mengonsumsi Informasi dan Hiburan Telah Berkembang

image
Dr Satrio Arismunandar tentang tutupnya toko buku.

ORBITINDONESIA.COM - Banyak faktor penyebab kemerosotan dan kebangkrutan toko-toko buku. Salah satunya adalah karena cara orang mengonsumsi informasi dan hiburan telah berkembang, yakni dengan munculnya internet dan media digital.  Hal itu dikatakan doktor filsafat dari Universitas Indonesia, Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar mengomentari diskusi bertema Robohnya Toko Buku Kami. Webinar di Jakarta, Kamis malam, 1 Juni 2023 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Webinar yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara Wina Armada Sukardi, wartawan senior dan penulis SATUPENA. Diskusi itu dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani.

Baca Juga: Jonminofri Nazir: Bagaimana Prospek eBook?

Baca Juga: Bacakan Amanat Presiden Jokowi di Hari Lahir Pancasila, Ibnu Chuldun: Toleransi Jadi Kunci Membangun Bangsa

Satrio Arismunandar memaparkan, orang sekarang memiliki akses ke berbagai konten digital, termasuk blog, artikel, podcast, dan buku audio.

“Pergeseran perilaku konsumen ini telah mengurangi permintaan terhadap buku fisik dan memengaruhi hasil penjualan toko buku,” jelas Satrio.

Baca Juga: Pasca Lebaran 2024, Sejumlah Agen AMDK di Jakarta dan Depok Kehabisan Stok

Popularitas e-book dan perangkat baca digital telah meningkat selama bertahun-tahun. Pergeseran ke arah membaca digital ini berdampak pada permintaan buku fisik, yang menyebabkan penurunan penjualan toko buku.

Ditambahkan oleh Satrio, mengoperasikan ruang ritel fisik bisa menjadi mahal, dengan biaya seperti sewa, utilitas, kepegawaian, dan manajemen inventaris.

Baca Juga: Sejumlah Klub Sambut Positif dengan Format Baru Liga 1 Musim 2023/24

Baca Juga: Diskusi Satupena, Bagus M. Adam: Buku Digital Bukan Pengganti Buku Cetak, Tetapi Keduanya Saling Melengkapi

“Dalam pasar yang semakin kompetitif, toko buku mungkin kesulitan untuk menutupi pengeluaran ini. Terutama jika mereka tidak mampu menghasilkan penjualan yang cukup,” lanjutnya.

Satrio juga menyebut tentang persaingan dari pengecer besar. Di Amerika Serikat, pengecer besar, seperti Walmart dan Target, sering menawarkan buku dengan harga diskon, sebagai bagian dari rangkaian produk mereka yang lebih luas.

“Kemampuan mereka untuk meningkatkan skala ekonomi dan menegosiasikan kesepakatan yang menguntungkan dengan penerbit, dapat mempersulit toko buku kecil untuk bersaing dalam harga,” tutur Satrio.

Baca Juga: 14 Klub Sepak Bola Papan Atas di Asia Tenggara Siap Bertanding di Kualifikasi ASEAN Club Championship Juli

Selain itu, pertumbuhan pengecer online, seperti Amazon, telah berdampak signifikan terhadap toko buku tradisional. “Platform online menawarkan kenyamanan, banyak pilihan buku, dan seringkali harga lebih murah, yang menyebabkan banyak pelanggan beralih ke belanja online,” tambahnya.***

 

Berita Terkait