DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bob Randilawe: Pesan Ganjar Pranowo untuk Barisan Sukarnois

image
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Foto Bersama Siswa SMKN Jateng Kelas XII Usai Acara Pelepasan.

ORBITINDONESIA.COM - Bila Ganjar Pranowo hadir dan berpidato di berbagai kelompok relawan yang mendukung pencapresannya merupakan hal biasa. Mungkin sudah puluhan bahkan ratusan kelompok relawan yang sudah disambanginya sejak ditetapkan PDIP sebagai capres.

Namun, ada yang menarik saat Ganjar Pranowo meresmikan deklarasi Barisan Sukarnois di markas Persatuan Alumni GMNI, Kawasan Cikini Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Juni 2024. Markas PA GMNI menempati salah satu gedung milik pengusaha nasional, Murdaya Pho.

Menurut Dr Ahmad Basarah, mantan ketua umum PA GMNI dan saat ini sebagai Kordinator Tim Relawan PDIP, Ganjar Pranowo telah menjadi Dewan Pertimbangan DPP PA GMNI sejak kongres pertamanya tahun 2006.

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah: Partai Golkar Godok Raffi Ahmad, Pengamat Teguh Yuwono Bilang Menarik

Baca Juga: Raih Elektabilitas Tertinggi, Yandri Susanto: PAN Makin Yakin Usung Erick Thohir jadi Cawapres

Dalam orasinya antara lain Ganjar Pranowo menyoroti isu pemberantasan terorisme serta keniscayaan era digital. Ganjar mengajak kaum nasionalis-sukarnois untuk berperan aktif. Tidak lagi pasif dan hanya jadi penonton di medsos.

Sebelumnya, Guntur Sukarnoputra sempat berpidato, dan menggambarkan sosok Ganjar sebagai seorang sukarnois tulen: berani, bijak ---bukan bijaksana, karena bijaksana bisa diartikan ‘bijak sana, bijak sini---, dan ketiga mengerti marhaenisme ajaran Bung Karno.

Baca Juga: Kabar Duka, Jaksa Agung Muda Pidana Umum Fadil Zumhana Meninggal

Ketiga parameter tersebut menjadikan Ganjar sebagai seorang “marhaenis komplit”. Seorang kader ideologis. Tak perlu diragukan lagi. Demikian ungkap “mas Thok”, panggilan akrab Guntur Sukarnoputra.

Guntur Sukarnoputra telah mendukung Ganjar, jauh sebelum penetapan capres oleh PDIP. Mas Thok pula yang menelpon Ganjar untuk datang malam itu meresmikan deklarasi Barisan Sukarnois yang dihadiri ratusan kader. Belum terhitung yang mengikuti secara online.

Baca Juga: Tak Mau Lagi Bersama, Karim Benzema Putuskan Berpisah Dengan Real Madrid

Baca Juga: Pilkada Kota Semarang: Hevearita Gunaryanti Rahayu Diperintah Megawati Maju Bertarung

Keniscayaan era Digital Dihadapan para sukarnois yang hadir secara luring dan daring (hybrid), Ganjar berpesan “suka tidak suka sekarang kita harus mengikuti era digital, era medsos dengan bermacam instrumennya: IG, Facebook, Twitter, WA, dll”.

Para pengikut Sukarno, baik itu kelas pengagum, penghayat, hingga level ideolog seakan dikomando oleh Ganjar untuk “bertarung” dan mengasah tanduknya di dunia maya. Merangkul gen-Zillenials dan gen-Milenials.

Di era platform digital saat ini, pengaruh medsos sangatlah tinggi dalam sistem komunikasi dan informasi. Selain itu, Ganjar juga mengingatkan agar jangan sebar hoax apalagi fitnah, penuhi medsos dengan konten-konten positif, dan hindari keributan dan permusuhan dengan pendukung calon lainnya.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Didik J Rachbini: Gagasan Pasangkan Anies Baswedan dan Ahok adalah Eksperimen Berani

Sikapnya yang menolak kehadiran tim sepakbola Israel dengan berani ia suarakan. Hal itu akhirnya menimbulkan pro-kontra dan mempengaruhi elektabilitasnya.

Baca Juga: 5 Serial Film True Story Juni 2023, Ada Tom Holland Tentang Tragedi Nuklir Jepang hingga Komposer Legendaris

Sikap ideologis tersebut dapat dilacak dengan merujuk pada sang Guru Besar (Bung Karno) yang menolak membuka kedutaan Israel karena masih menerapkan politik apartheid, diskriminatif, dan menjalankan politik SARA hingga kini, khususnya terhadap bangsa Palestina.

Baca Juga: Pilkada Depok: PKS dan Golkar Sepakat Gotong Royong Usung Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq

Saat ini di dunia hanya Israel yang masih berlakukan politik apartheid. Dulu ada Afrika Selatan, namun sekarang sudah ‘tobat’ sejak kepemimpinan Nelson Mandela yang berani, bijak dan karismatik. Sejak apartheid dihapuskan, Afsel menjadi negara damai dan rukun.

Selain apartheid, Israel juga masih melakukan “aneksasi” dan kolonisasi terhadap sebagian wilayah Palestina. Palestina adalah bangsa di Timur Tengah yang awal-awal mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, selain Mesir, Lebanon, Suriah, Arab Saudi, dan Irak.

Dengan tingkat kedalaman wawasan pada ajaran Bung Karno, Ganjar tahu persis bahwa Pancasila dan Marhaenisme sangat menentang terorisme dan imperialisme dengan segala variannya.

Baca Juga: InJourney Airports Siapkan 13 Bandara untuk Embarkasi dan Debarkasi Layani Angkutan Haji 2024

Baca Juga: Rumah Rekaman Lokananta Solo Direvitalisasi, Addie MS Apresiasi Erick Thohir

Termasuk dunia Pendidikan, pun harus “dibersihkan” dari penetrasi dan gerakan terselubung para teroris. Selama ini medsos dan internet menjadi wahana penyebaran konten terorisme.

Ganjar mengajak barisan sukarnois berani berperang terbuka di medsos melawan itu semua sebagai wujud satunya kata dengan perbuatan. Ini merupakan signal bahwa isu dan aksi-aksi terorisme belum punah. Mungkin sedang “hibernasi”, tiarap menunggu momentum.

Baca Juga: Bagus Ahmad Rizaldi: Klub Presiden untuk Wujudkan Angan Seabad Negeri, Belajar dari Tradisi Politik di AS

Harus ada kekompakan masyarakat untuk menggarap sosmed dengan konten-konten positif dan menghalau konten negatif, hoax, serta konten pro-terorisme. Terorisme merusak keadaban publik, memporak-porandakan kerukunan umat dan perdamaian dunia.

Dalam konteks ini, Ganjar seolah mengajak kita agar konsisten pada sebuah pesan pendiri bangsa dalam Pembukaan UUD45, yaitu berperan aktif menciptakan perdamaian dunia yang abadi. Merdeka..!

Bob Randilawe, M.Hum: Pemerhati Politik & Ekologi; Waketum Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) bidang Ideologi. ***

Berita Terkait