DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

RENUNGAN: Kemuliaan Orang yang Punya Sifat Pemaaf

image
Gus Baha membahas hikmah seorang muslim menjadi pemaaf saat dizalimi.

ORBITINDONESIA.COM - Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. Gangguan pada orang pemaaf itu bermacam-macam bentuknya. Adakalanya berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, dan semisalnya.

Orang yang pemaaf dan tidak mau membalas kepada orang yang berbuat jahat padanya, dipuji oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis saat beliau memberikan wasiat pada Jabi

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud, no. 4084; Tirmidzi, no. 2722). Ini berkaitan dengan sifat pemaaf.

Baca Juga: Kunjungi Masjid Hazrat Imam, Sadiaga Minta Otoritas Setempat Bangun Prasasti Bung Karno ke Uzbekistan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia.

Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Sahabat yang mulia, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, "Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek.

Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini”.

Baca Juga: Serie A: Kemesraan Milan dan Paolo Maldini Berakhir Panas
??????
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran." Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 529-530)

Semoga kita bisa memaafkan dan menghilangkan rasa dendam, walaupun sebagian kita merasakan berat. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”(HR. Muslim no. 1893). ***

Berita Terkait