DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Anne Frank dan Kisah Pengkhianat Keluarga Frank yang Diragukan

image
Buku tentang Anne Frank

ORBITINDONESIA - Bagaimana jika penyelidikan atas pihak-pihak yang terlibat dan korban tragedi kemanusiaan, Anne Frank, yang telah meninggal lebih dari setengah abad lalu, masih berlangsung, bahkan baru saja dimulai? Apa yang sebenarnya ingin dibuktikan?

Mungkin pernyataan Marcus Aurelius, “Everything we hear is an opinion, not a fact. Everything we see is perspective, not the truth,” adalah yang paling sesuai dalam penggambaran kasus meninggalnya Anne Frank dan dugaan kontroversial terhadap siapa yang mengkhianatinya.

Enam tahun lalu, tim penyidik yang dipimpin oleh pensiunan FBI, Vincent Pankoke mengungkap seorang tersangka yang melaporkan keberadaan Anne Frank dan keluarganya kepada Nazi.

Baca Juga: Mengajak Anak Berpetualang dengan Buku

Investigasi ini melibatkan lusinan ahli dan penyelidikan panjang. Hasil temuan tersebut dirinci dalam sebuah buku yang berjudul, The Betrayal of Anne Frank: A Cold Case Investigation oleh akademisi dan penulis Kanada, Rosemary Sullivan.

Sejak perilisannya pada 18 Januari 2022, buku tersebut sontak menuai banyak respons dari berbagai kalangan, terlebih dari pihak-pihak yang menilainya sebagai dugaan serius yang sama sekali tidak beralasan. 

Melalui teknik investigasi modern, algoritme komputer yang canggih, dan memakan waktu ribuan jam, buku tersebut mengidentifikasi bahwa yang mengungkap lokasi persembunyian keluarga Frank adalah Arnold van den Bergh, notaris Yahudi terkemuka.

Bergh diduga kuat telah melakukan pertukaran informasi dengan Nazi demi menyelamatkan diri dan keluarganya.

Baca Juga: Thomas Tuchel Terancam Denda Usai Kritik dan Menyudutkan Wasit Anthony Taylor

Bahkan, dalam file penyelidik sebelumnya, mereka menemukan salinan catatan anonim yang dikirim ke Otto Frank dan menyebut Arnold van den Bergh sebagai pengkhianat, dengan fakta bahwa saat itu Bergh tidak dikirim ke kamp, tapi tinggal di Amsterdam.

Buku tersebut memicu serangan publik. Tidak sedikit para akademisi serta sejarawan ahli Perang Dunia Kedua di Belanda mengecam keras hasil temuannya.

Dilansir dari euronews.com pada 23 Maret 2022, mereka merilis 69 halaman laporan berisi sanggahan dan kritik tajam terhadap buku tersebut.

Menyebut buku tersebut sangat lemah dengan bukti yang minim, sebuah “fitnah yang konyol”, tidak teruji secara profesional, hanya didasarkan pada sumber yang keliru dan direka-reka, bahkan hingga ada yang menyebutnya ‘sampah’.

Baca Juga: Faktor Usia Jadi Alasan Fans Manchester United Tolak Kepindahan Marko Arnautovic, Apa Kabar Ronaldo?

Tak lama, pihak penerbit buku di Belanda, Ambo Anthos, menyampaikan permintaan maaf, dan menarik semua buku dari toko serta menangguhkan penerbitan mereka.

Adapun pihak penulis, Sullivan, menyatakan dirinya akan tetap berdiri teguh dan memiliki keyakinan penuh atas penyelidikan yang dipimpin Pankoke.

Memang, apa yang kita dengar adalah opini, dan apa yang kita lihat adalah perspektif.

\Kebenaran adalah soal sudut pandang, dan memahami sejarah merupakan langkah yang baik untuk mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan.

Baca Juga: Manchester United Butuh Striker Demi Tambahan Opsi Lini Serang, Pemain Stuttgart Ini Minat Gabung

Animo atas “Anne Frank adalah simbol kepolosan dunia yang dikhianati seorang Yahudi” menjadi informasi menarik, dan hal itu membuat kasusnya semakin layak dan perlu untuk dikaji lebih dalam lagi.

Judul Buku      : The Betrayal of Anne Frank: A Cold Case Investigation

                          (in Dutch: Het verraad van Anne Frank: Het baanbrekende

                           onderzoek van een internationaal coldcaseteam in Nederland)

Penulis           : Rosemary Sullivan

Penerbit         : Harper

Tahun Terbit  : 2022

 

Sumber: Aplikasi Buku Pintar AHA

Peringkas: Hana Hanifah

Editor: Satrio Arismunandar***

Berita Terkait