DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bikin Haru, Jokowi Tawarkan Dua Orang Eksil Korban Peristiwa 1965 di Rusia dan Ceko Kembali ke Pelukan NKRI

image
Bikin Haru, Jokowi Tawarkan Dua Orang Eksil Korban Peristiwa 1965 di Rusia dan Ceko Kembali ke Pelukan NKRI/ YouTube Beterindo

ORBITINDONESIA.COM- Dua orang eksil korban peristiwa 1965 Jaroni Soejomartono dan Sudaryanto Yanto Priyono, tidak menyangka bahwa dirinya kembali diterima dengan hangat ke pelukan NKRI atau negara Indonesia.

Jaroni Soejomartono kini sudah berusia 80 tahun. Sejak tahun 1965, ia jadi orang eksil karena tidak bisa pulang dari Ceko ke Indonesia. Sebab ia dipaksa membuat pengakuan tuduhan bahwa dalang pembunuhan jenderal adalah Soekarno.

Begitu pula, Sudaryanto Yanto Priyono. Pria 81 tahun ini akhirnya jadi orang eksil di Rusia. Kini keduanya mendapat tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali ke pelukan NKRI.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Jokowi Berusaha Jaga Kerukunan Basis Pendukung Prabowo dan Ganjar Demi Masa Depan RI

Tawaran itu disampaikan Jokowi dalam acara Peluncuran Pelaksanaan Rekomendasi Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat, di Pidie, Aceh, yang berlangsung pada Selasa 27 Juni 2023.

"Pak Daryanto sama Pak Soejo ingin jadi warga negara Indonesia lagi, nggak?" kata Jokowi ketika bertanya ke Jaroni Soejomartono dan Sudaryanto Yanto Priyono, dikutip dari akun YouTube Beterindo.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Tawaran tersebut, ternyata jadi momentum besar bagi kedua orang eksil itu. Jaroni Soejomartono dan Sudaryanto Yanto Priyono merupakan generasi muda yang sedang menempuh pendidikan tinggi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik 12 Duta Besar, Mantan Wartawan Kompas Trias Kuncahyono Jadi Duta Besar di Vatikan

Sebelum tragedi 1965, yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G-30 S), Jaroni Soejomartono menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi di Ceko dan Sudaryanto Yanto Priyono di Institute Koperasi Moskow di Rusia.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Tidak hanya mereka berdua. Banyak orang eksil di luar negeri kala itu yang menempuh pendidikan tinggi di luar negeri yang akhirnya tidak bisa pulang ke Tanah Air.

Seperti yang lain, Jaroni Soejomartono dan Sudaryanto Yanto Priyono akhirnya sampai mendapatkan suaka, diterima menjadi warga negara Ceko dan Rusia.

Baca Juga: Pegiat Media Sosial Denny Siregar Bikin Sindiran Keras ke Bakal Capres yang Suka Nempel Presiden Jokowi

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Seperti tampak antusias, melihat tawaran tersebut Sudaryanto mengaku sudah merencanakan perpindahan tersebut.

Hanya saja, istri hingga cucunya masih menetap di Rusia.

"Sudah merencanakan, tapi istri, anak, dan cucu saat ini tinggal di Rusia," katanya.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Keluarga yang sudah menetap pun, tentu tak mudah bisa langsung memiliki ikatan emosional dengan Indonesia.

"Belum tentu, tapi kalau diyakinkan saya kira bisa," jelasnya.

Sementara itu, pernyataan mengejutkan disampaikan Jaroni Soejomartono. Peristiwa kelam itu tentu tak mudah ia lupakan.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

"Saya belum punya rencana karena situasi yang semacam ini. Ini buat saya kejutan," katanya.

"Saya tidak mengira bahwa bisa terjadi langkah-langkah di dalam saya masih hidup," tambahnya.

Menurutnya, sebagai orang eksil selama puluhan tahun membuat dirinya trauma. Mendapatkan tawaran kembali ke pelukan NKRI, merupakan hal yang mengejutkan baginya.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

"Terus terang saja ini adalah suatu saat yang bersejarah bukan saja buat saya, saya sih sudah tidak bukan apa lagi-lagi, yang terutama yang buat generasi muda maju ke depan," jelasnya.

Jokowi pun tidak bisa memaksa keduanya. Semua tentu punya hak dan pilihan. Kedua orang eksil korban tragedi 1965 itu akan tetap diterima kembali ke pelukan Indonesia, kapan pun mereka siap.***

Berita Terkait