DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Aqil Azizi: Pengelolaan Limbah Galon Sekali Pakai Timbulkan Masalah Baru

image
Ilustrasi galon sekali pakai yang biasa digunakan untuk AMDK, air minum dalam kemasan.

ORBITINDONESIA.COM - Peneliti dan Dosen Teknik Lingkungan Universitas Bakrie Aqil Azizi mengkritisi keberadaan galon sekali pakai, karena dianggap hanya menambah persoalan baru di masyarakat.

Menurutnya produk sekali pakai dengan ukuran besar seperti galon sekali pakai belum menjadi solusi yang efektif, sebaliknya malah membuat masalah lain karena limbahnya banyak digunakan ulang.

Galon sekali pakai itu malah digunakan ulang, seperti dijadikan wadah air minum, wadah air cuci piring, wadah minyak kelapa, pot tanaman, dan lain sebagainya.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Penting! Ini Cara Menghindari DDoS Attack, Ampuh untuk Lindungi Website dan Layanan Online yang Kamu Kelola

“Tetapi memang ini masih menjadi perdebatan antara menggunakan yang kecil. Yang kecil kan orang berpikirnya semakin banyak sampahnya, kalau kita buat yang kecil-kecil. Makanya dibuat saja yang besar sekalian, biar jumlahnya tidak terlalu banyak," kata Aqil.

"Tapi itu juga antara satu penyelesaian masalah dengan solusinya itu malah membuat masalah lainnya,” ujar Aqil Azizi dalam Webinar bertajuk Bulan Lingkungan Hidup Sedunia mengenai Bahaya Plastik Bagi Lingkungan & Makhluk Hidup yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Dia mengutarakan alasan produsen, yang menganggap bahwa kemasan kecil akan lebih mudah dibuang dan berserakan tidak membuat kemasan besar juga menjadi solusi pengurangan limbah plastik kemasan.

“Yang besar juga belum menjadi solusi yang efektif untuk terbebas dari mikroplastik dan lain sebagainya,” tambah Aqil.

Baca Juga: In Memoriam: KH Zamroni Irfan, Santri Modern yang Liberal

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Senada dengan Aqil, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo, Margaretha Subekti mengatakan bahwa ia sering kali mendapati galon sekali pakai digunakan ulang menjadi wadah untuk menampung air.

Tak sedikit juga yang menjadikan galon sekali pakai menjadi wadah minyak kelapa murni dan kemudian dijual ke konsumen. Margaretha berharap agar masyarakat Labuan Bajo bisa lebih bijak dalam menggunakan kemasan dan stop menggunakan kemasan sekali pakai.

“Bahkan dipakai untuk air minum mereka. Selain itu juga untuk menampung hasil produk minyak olahan, seperti misalnya minyak kelapa murni. Minyak kelapa murni itu dimasukkan di galon-galon besar itu," kata Margaretha.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

"Ini yang menjadi keresahan kita juga. Edukasi untuk pengusaha rumahan karena mereka menggunakan galon sekali pakai itu untuk air minum mereka, hasil produk mereka, ini menyedihkan untuk saya,” ujarnya.

Baca Juga: Persikabo 1973 Melawan Persija Jakarta Harus Puas Berbagi Angka di Pekan Kedua BRI Liga 1

Sebelumnya, Ujang Solihin Sidik atau yang biasa dipanggil Uso, Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, produsen air minum dalam kemasan (AMDK) galon sekali pakai dinilai telah salah menafsirkan Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Kesalahan ini khususnya yang terkait dengan ketentuan ukuran kemasan yang diwajibkan minimal 1 liter. Terbukti, ukuran galon sekali pakai ini telah menjadi persoalan di masyarakat untuk mengelola sampahnya.

“Itu sebetulnya bukan arahan untuk membuat kemasan segede-gede gaban. Itu keliru membacanya. Ukuran minimal itu untuk menghindari kemasan yang terlalu kecil sehingga sulit untuk dikumpulkan. Tapi bukan artinya membuat kemasan segede-gede gaban," tambahnya.

"Ini sudah menjadi fakta di lapangan. Saya pun menemukan dekat rumah saya sendiri galon-galon yang sekali pakai itu akhirnya diisi lagi dengan air dan dijejeri untuk jagai taman di rumah,” tuturnya.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: Netizen Puji Kebesaran Hati Jeje Govinda pada Syahnaz Sadiqah Tersandung Isu Perselingkuhan Rendy Kjaernett

Bukan hanya itu, menurut pengakuan Uso, dia juga melihat bekas galon-galon sekali pakai itu akhirnya diisi air untuk menjaga tempat parkir di kampus Universitas Indonesia (UI).

“Ini jelas sangat keliru dan kami sedang approach ke produsen supaya mereka bertanggung jawab dengan kondisi ini,” ucapnya.

Jadi, kata Uso, produsen yang membuat dan memasarkan AMDK galon sekali pakai harus mempunyai kewajiban untuk menarik kembali sampahnya untuk didaur ulang menjadi galon baru.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

“Itu yang sedang kami kejar untuk produsen ini. Karena, di lapangan sampah galon sekali pakai ini sudah sudah terbukti menjadi persoalan,” katanya.***

Berita Terkait