DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Waspada Penyalahgunaan Data Pribadi, Ratusan Warga Garut Mendadak Terlilit Hutang Padahal Tidak Pernah Pinjam

image
Ilustrasi, Waspada Penyalahgunaan Data Pribadi, Ratusan Warga Garut Mendadak Terlilit Hutang Padahal Tidak Pernah Pinjam

 

ORBITINDONESIA.COM - Baru-baru ini sedang banyak diberitakan di media sosial, bahwa ratusan warga Garut tiba-tiba terlilit hutang padahal mereka sama sekali tidak merasa telah meminjam uang.

Kasus penipuan yang terjadi di Garut ini baru terungkap setelah salah seorang warga ditagih oleh penagih hutang dan segera melaporkannya.

Setelah diselidiki, sebanyak 407 warga Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogog, Garut terhimpun memiliki hutang padahal mereka tidak merasa melakukan peminjaman uang.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Oppenheimer: Kisah Nyata Penyesalan Sang Bapak Penemu Bom Atom

Dilansir dari akun Instagram @indozone, kini kasus tersebut sudah direspon dan akan segera ditangani oleh Polda Jawa Barat dan sedang melakukan pendalaman terkait peristiwa dan bukti-bukti awal pidananya.

Warga pun mulai mencari tahu penyebab mereka tiba-tiba mempunyai hutang yang tidak jelas asal-usulnya tersebut.

Diduga, seorang oknum ketua kelompok Lembaga PNM (Permodalan Nasional Madani) Mekar di Desa Sukabakti telah mencuri data pribadi milik ratusan warga melalui data KTP yang pernah dikumpulkan.

Baca Juga: 15 Quotes Terbaik Sang Fisikawan Pencipta Bom Atom dalam Film Oppenheimer Lengkap dengan Artinya

Menurut kesaksian para warga, nominal utang tiap orangnya pun beragam, mulai dari 850 ribu hingga 2 juta rupiah per orang.

Posko pengaduan pun dibuka untuk menghimpun data korban oleh pihak desa setempat dan kini pihak kepolisian tengah berusaha menyelidiki kasus tersebut.

Dari adanya kasus ini, kita sebagai masyarakat juga harus selalu waspada akan berbagai penipuan yang makin marak terjadi saat ini.

Baca Juga: Fakta Unik Bajak Laut Yonkou Kurohige di Manga One Piece yang Berhasil Kalahkan Monkey D. Garp

Berbagai penipuan mulai dari penyebaran link palsu di whatsapp hingga pencurian data pribadi dan identitas KTP juga perlu kita waspadai.

Beberapa orang berkomentar, bahwa kasus ini bisa saja terjadi karena warga sering kali dimintai data pribadi seperti KTP, KK dan lain-lain dengan alasan pengumpulan data untuk administrasi.

“Salah satu resiko masih minta FC data kependudukan untuk urus administrasi,” komentar akun @himynameiswira.

Baca Juga: Terungkap, Ariana Grande Punya Pacar Baru Setelah Bercerai dengan Dalton Gomez, Inilah Sosok Pria Tersebut

Bahkan tak jarang warga diiming-imingi sembako murah namun harus membawa data diri berupa KTP kemudian mengharuskan warganya berfoto dengan KTP yang dibawanya tersebut.

“Ini udah pasti mereka diiming-imingi sembako atau semacamnya dengan harga murah, dengan persyaratan harus memenuhi data yang diminta oleh pelaku,” tulis akun @zmi_m154.

Bahkan akun tersebut juga membagikan cerita bahwa ibunya juga pernah menjadi korban penipuan yang diawali dengan iming-iming sembako murah.

Baca Juga: Game Tema Mitologi Ini Ajak Kamu Masuk ke Dalam Sejarah Dunia, Apa Saja?

Korban yang ingin mendapatkan sembako murah mengharuskan mereka mengisi data diri, membawa KTP asli bahkan diharuskan melakukan verifikasi wajah.

Seharusnya, persyaratan tersebut terasa janggal karena syarat yang diberikan lebih mirip dengan langkah-langkah peminjaman uang yang biasa dilakukan di aplikasi pinjol.

Warga yang menjadi sasaran pun biasanya adalah mereka yang tidak mengerti akan teknologi yang bisa disalahgunakan tersebut.

Baca Juga: Bukan Monkey D. Garp, Inilah daftar Angkatan Laut yang diburu oleh Cross Guild di Manga One Piece

Maka dari itu, alangkah baiknya jika masyarakat lebih waspada terhadap aksi oknum yang mengatasnamakan suatu lembaga sehingga dapat memanfaatkan momen ketidaktahuan masyarakat akan teknologi yang dapat disalahgunakan ini.

Jika kejadian janggal seperti ini terjadi di lingkungan kalian, sebaiknya beritahukan kepada mereka yang mudah tergiur agar lebih waspada dan berhati-hati karena di jaman sekarang pencurian data pribadi sering terjadi.

Pencurian data pribadi tersebut bisa saja disalahgunakan oleh oknum tersebut untuk melakukan peminjaman uang seperti yang terjadi di Garut baru-baru ini.***

Berita Terkait