DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

WOW! Pakai Pupuk Organik Hasil Penelitian UNEJ, Petani Cabai di Trenggalek Bisa Panen 35 Kali

image
Pakai Pupuk Organik Hasil Penelitian UNEJ, Petani Cabai di Trenggalek Bisa Panen 35 Kali

ORBITINDONESIA.COM- Fakultas Pertanian Universitas Jember (UNEJ), baru-baru ini melakukan penelitian dan uji coba penggunaan pupuk organik pada tanaman cabai. Hasilnya, petani cabai asal Kabupaten Trenggalek bisa panen berlipat ganda.

Menariknya, pupuk organik hasil penelitian UNEJ tersebut bisa memperbaiki unsur hara pada tanah, hasilnya petani cabai bisa merasakan peningkatan daya tahan tanaman.

Fakta menarik tersebut diungkapkan oleh Prof. Soetrisno, Dekan Fakultas Pertanian UNEJ kala menghadiri panen perdana petani cabai di Desa Dawuan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek Senin 7 Agustus 2023.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Prediksi Skor Pertandingan Persis Solo Melawan Persib Bandung di Pekan ke 7 BRI Liga 1, Live di Indosiar

Cabai tersebut, kata Soetrisno selain tahan akan hama, mampu dipanen 35 kali.

Lalu dirinya menuturkan, pada kondisi optimal tanaman cabai dapat di panen 5 sampai 25 kali

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

"Selama masa optimal tanaman cabai dapat di panen 35 kali, namun panen optimal pada panen yang ke 5 sampai 25 kali ,” ujar Soetrisno melalui keterangan tertulis yang diterima Orbit Indonesia, Selasa 8 Agustus 2023.

Baca Juga: Prediksi Skor Persikabo 1973 Melawan PSS Sleman di Pekan Ke 7 BRI Liga 1, Waktunya Putus Trend Negatif

Lantas dirinya menambahkan, penelitian tersebut hasil kerjasama antara Universitas Jember dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu dalam rangka untuk menyejahterakan masyarakat khususnya para petani cabai yang berada di Kabupaten Trenggalek.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

“Terdapat 6 Kabupaten yang menjadi objek penelitian kami diataranya, Kabupaten Kediri pada Jagung, Nganjuk pada Padi, Madiun pertanian Cabai, Ponorogo pada pertanian Bawang Prei, Trenggalek pada pertanian Cabai dan Tulungagung pada pertanian Padi," katanya.

Penggunaan pupuk organik, katanya, mampu mengurangi penggunaan pupuk non organik sebanyak 25 persen.

Baca Juga: Finalis Miss Universe Indonesia 2023 Jadi Korban Pelecehan Seksual Juri, Kini Banyak Atasan Mengundurkan Diri

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Diharapkan dalam penggunaan pupuk organik secara bertahap dalam budidaya cabai dapat menggantikan peranan pupuk non organik sepenuhnya sehingga dapat tercipta pertanian pertanian cabai organik.

Dirinya berharap kedepan kerjasama tersebut dapat bisa ditingkatkan agar dapat menyejahterakan para petani yang ada di kabupaten Trenggalek.

Juga mampu melestarikan lingkungan dan meminimalisir kerusakan unsur hara pada tanah.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Baca Juga: Prediksi Skor Pertandingan Pekan Ke 7 BRI Liga 1, Bhayangkara FC Melawan Persebaya Surabaya Live di Indosiar

Sementara itu, Sungkono, salah satu petani cabai di Kabupaten Trenggalek mengatakan, dapat di bedakan antara cabai yang menggunakan pupuk organik dengan non organik.

Cabai menggunakan pupuk organik batang pohon lebih kuat dan cabainya lebih banyak dan tidak mudah rontok, berbeda dengan hasil menggunakan pupuk non organik batang tanaman tidak mampu menahan cabai sekalipun tidak begitu lebat.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

"Untuk bobot dari cabainya lebih berat yang menggunakan pupuk organik, manfaat lainnya untuk tanah selain untuk melengkapi ketersediaan unsur hara tanah," kata Sungkono.

"Penggunaan pupuk organik mampu meminimalisir terjadinya stres pada tanaman cabai, karena pupuk organik dapat menjaga kelmbaban tanah," katanya.

Dirinya pun juga berharap peran pemerintah harus tepat sasaran agar para petani mendapatkan manfaat dari para peneliti dari perguruan tinggi untuk dapat mengaplikasikan keilmuannya pada masyarakat petani di Indonesia.***

Berita Terkait