DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Akibat Panas Ekstrem, Puluhan Ribu Peserta Berbagai Negara Mundur dari Jambore Dunia di Korea Selatan

image
Puluhan Ribu Peserta Dari Berbagai Negara Mundur Dari Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan Akibat Panas Ekstrim

 

ORBITINDONESIA.COM - Baru-baru ini Jambore Pramuka Dunia diadakan di Korea Selatan pada awal Agustus 2023 dan menjadi perbincangan di dunia akibat pelaksanaannya yang dianggap gagal.

Acara Jambore Pramuka Dunia ini sendiri dilaksanakan setiap empat tahun sekali di negara yang berbeda dan kali ini Korea Selatan berkesempatan menjadi tuan rumah, namun siapa sangka cuaca ekstrim yang terjadi membuat acara ini berantakan.

Hanya berlangsung beberapa hari setelah pembukaan, ribuan peserta Jambore Pramuka Dunia dari berbagai negara mengundurkan diri dari acara tersebut akibat panas ekstrim yang membuat banyak peserta harus dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga: Krisis Jambore Pramuka Dunia Disebut Akibat Kurang Persiapan, Pemerintah Korsel Turun Tangan

Jambore Pramuka Dunia yang bertempat di Korea Selatan ini mendapat banyak kritikan baik dari kalangan netizen maupun orang tua para peserta yang mengikuti acara ini.

Kritik yang dilayangkan kepada panitia penyelenggara khususnya pihak Korea ini terjadi akibat ketidaklayakan fasilitas yang tersedia bagi peserta Jambore Pramuka Dunia.

Bahkan pihak panitia dinilai gagal mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan sehingga hal-hal buruk pun terjadi dan tidak dapat diantisipasi.

Baca Juga: Jambore Pramuka Dunia Ke-25 di Korea Menjadi Sebuah Mimpi Buruk Karena Cuaca Panas Ekstrim, Ini Kronologinya

Pihak Korea Selatan akan mengevakuasi puluhan ribu peserta pramuka dengan bus dari lokasi jambore pantai saat Badai Tropis Khanun datang, kata para pejabat bersangkutan pada Senin, 7 Agustus 2023.

Kim Sung Ho, wakil menteri Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan mengatakan bahwa lebih dari 1.000 kendaraan akan digunakan mulai Selasa pagi untuk memindahkan 36.000 peserta.

Kebanyakan peserta yang merupakan remaja akan diangkut dari tempat pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia di barat daya kabupaten Buan, Korea Selatan.

Baca Juga: Mengapa Bupati Gorontalo Diadukan ke Menteri Dalam Negeri, Ini Penjelasan Lengkap, Alasan, dan Kronologinya

Sekitar 4.500 pramuka yang datang ke jambore berasal dari Inggris, yang mewakili kontingen nasional terbesar, sedangkan sekitar 1.000 pramuka berasal dari Amerika Serikat.

Sebagian besar pramuka yang berasal dari 158 negara, akan ditampung di tempat-tempat di ibu kota, Seoul, dan wilayah metropolitan terdekat, katanya.

Para pejabat bersangkutan berusaha mengamankan ruang di pusat pelatihan pemerintah dan fasilitas pendidikan serta hotel.

Baca Juga: Mengenal Dua Pahlawan Nasional Asal Gorontalo yang Gigih Melawan Kolonial Belanda

 

Kim mengatakan akan memakan waktu enam jam atau lebih untuk mengevakuasi para peserta dari perkemahan, yang menurut penyelenggara tidak akan lagi digunakan untuk acara apapun setelah mereka pergi.

Pejabat di Camp Humphreys, pangkalan militer utama AS 45 mil selatan Seoul, tidak segera mengkonfirmasi laporan bahwa ribuan peserta dari Swedia, Norwegia, dan Denmark akan dipindahkan ke fasilitas mereka.

Pangkalan itu sudah menampung ratusan peserta dari Amerika, yang dipindahkan pada akhir pekan lalu karena kekhawatiran cuaca panas di Korea Selatan yang menjadi salah satu musim panas terpanas dalam beberapa tahun.

Baca Juga: Niat Berjualan di Shopee Live, Akun Orang Ini Malah Diblokir Sepihak, Begini Ceritanya

Pengumuman tentang evakuasi datang setelah Organisasi Gerakan Pramuka Dunia mengatakan pihaknya meminta Korea Selatan untuk segera memindahkan peserta pramuka dari lokasi jambore.

Pihak penyelenggara mengatakan bahwa mereka akan menyediakan semua sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk peserta selama mereka tinggal dan sampai mereka kembali ke negara asal mereka.

Namun sayangnya, pemerintah Korea Selatan tidak segera menentukan tempat dimana para peserta akan tinggal.

Baca Juga: Kronologi Driver Ojol Cabuli Turis Asal Brazil di Sebuah Tanah Kosong Kawasan Jimbaran, Bali

David Venn selaku direktur komunikasi global untuk Organisasi Gerakan Pramuka Dunia, mengatakan masih menunggu pejabat pemerintah Korea untuk memberikan rencana terperinci.

Temperatur yang panas telah memaksa ribuan peserta pramuka Inggris dan Amerika untuk meninggalkan lokasi tersebut, yang dibuat di atas tanah yang direklamasi dari laut.

Peserta pramuka Inggris dipindahkan ke hotel di Seoul sementara peserta dari Amerika dipindahkan ke Camp Humphreys.

Baca Juga: Dipromosikan Nikita Mirzani hingga Raffi Ahmad, Shopee Live Ternyata Tuai Keluhan Masyarakat, Seperti Apa

Ratusan peserta telah dirawat karena jatuh sakit akibat gelombang panas sejak jambore dimulai pada hari Rabu, 2 Agustus 2023.

Jauh sebelum acara dimulai, para kritikus mengemukakan kekhawatiran tentang membawa begitu banyak anak muda ke daerah luas tanpa pohon yang tidak memiliki perlindungan dari panasnya musim panas.

Geir Olav Kaase, pemimpin kontingen Norwegia yang beranggotakan 700 orang, mengatakan peserta Norwegia sudah mulai meninggalkan perkemahan pada Senin malam.

Baca Juga: Fakta Driver Ojol Cabuli Turis Asal Brazil di Jimbaran Bali, Korban Melawan Kemudian Dibanting

Hal itu dilakukan oleh perwakilan Norwegia untuk menghindari kekacauan yang mungkin timbul jika terjadi evakuasi bersama.

Kasse mengatakan evakuasi sedang berlangsung dan bekerja sama dengan kontingen Denmark, tetapi dia tidak merinci apakah Denmark juga sudah mulai pergi.

“Kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa para peserta aman dan sehat, dan transfer berjalan semulus mungkin. Kami saling membantu dan menjaga semangat kami,” kata Kaase dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Tempo Meminta Maaf Ke Erick Thohir

Kantor berita Swedia TT mengatakan sekitar 1.500 pramuka dari Swedia akan dipindahkan ke Camp Humphreys bersama dengan pramuka Norwegia dan Denmark.

Kim Hyun-sook, Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan, mengatakan para pejabat sedang mencoba untuk mengatur acara dan kegiatan budaya baru untuk pramuka sebelum mereka pergi.

Mereka juga berharap agar peserta dapat mengikuti kegiatan sebelum mereka pergi dengan kemungkinan dilaksanakannya konser K-pop di stadion sepak bola Seoul pada hari Jumat sebagai upacara penutupan.

Baca Juga: Viral Karena Video Makan Es Krim, Inilah Profil Lengkap Oklin Fia, Selebgram yang Kerap Tuai Kontroversi

Sebelumnya, pada hari Senin, panitia terburu-buru membuat rencana untuk mengevakuasi peserta sebelum kedatangan badai panas tetapi tidak berkomitmen untuk meninggalkan perkemahan sepenuhnya.

Choi Chang-haeng, sekretaris jenderal panitia penyelenggara jambore, mengatakan penyelenggara telah mengamankan lebih dari 340 tempat evakuasi, termasuk pusat komunitas dan pusat kebugaran, di daerah dekat Buan.

Korea Selatan mengkategorikan Khanun sebagai topan, yang didefinisikan sebagai badai tropis dengan kecepatan angin lebih dari 38 mph. Badan cuaca Korea Selatan memperkirakan Khanun melemah menjadi badai dalam lima hari ke depan.***

Berita Terkait