DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Duet Anies - Cak Imin Dideklarasikan di Surabaya, Apa Tujuannya

image
Anies Baswedan dan Cak Imin berpasangan di ajang Pilpres 2024 dan resmi dideklarasikan di Surabaya.

ORBITINDONESIA.COM - Anies - Cak Imin dideklarasikan sebagai pasangan Bakal Calon Presiden dan Bakal Calon Wakil Presiden di Hotel Majapahit, Surabaya.
 
Ini sebuah hotel di Surabaya yang kental nilai sejarahnya dalam epik perjuangan Arek-Arek Suroboyo melepaskan Indonesia dari belenggu penjajah.
 
Tentu ada alasan mengapa memilih Surabaya sebagai tempat deklarasi. Namun yang paling tahu, ya, Tim Pemenangan Anies - Cak Imin serta parpol pengusungnya.
 
 
Tapi bisa diduga motivasinya. Surabaya adalah Kota Pahlawan. Heroisme Surabaya sebagai Kota Pahlawan bisa saja ingin dimanfaatkan.
 
Surabaya juga adalah tempat bersejarah bagi NU. Resolusi Jihad NU dinyatakan di Surabaya. Resolusi Jihad diserukan langsung oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
 
Para santri dan ulama pondok pesantren di berbagi penjuru Indonesia diinstruksikan membulatkan tekad melakukan jihad membela tanah air. Mengusir penjajah yang ingin kembali menduduki Indonesia melalui tentara sekutu, yang saat itu berjibaku dengan Laskar Arek-Arek Suroboyo.
 
Simpati NU tentunya diharapkan dengan menggelar deklarasi di Surabaya.
 
 
Apakah Anies - Cak Imin adalah duet yang berjiwa heroisme? Nanti dulu. Perlu ditanyakan kepada Arek-Arek Suroboyo. Dan perlu ijin Arek-Arek Suroboyo. Tidak boleh sembarangan mendompleng heroisme Suroboyo.
 
Mau meraih simpati NU? Saya sudah katakan, Cak Imin digaet untuk berduet dengan Anies, tidak serta merta membuat warga Nahdliyin tertarik untuk mendukung.
 
Saya teringat pada KH Hasyim Muzadi (Almarhum). Pernah menjadi Ketua PW NU Jawa Timur sebelum ke pucuk pimpinan ormas Islam terbesar di Indonesia sebagai Ketua Umum PB NU.
 
Kata Beliau, setiap Pemilu/Pilpres, warga NU dijadikan tukang dorong mobil mogok. Setelah mobilnya hidup dan melaju kencang, yang mendorong hanya melongo karena ditinggalkan begitu saja.
 
 
Saya lupa. Apakah Beliau juga mengatakan bagaimana kalau mobil yang didorong tetap tidak bisa hidup? Apakah warga Nahdliyin masih mau dijadikan tukang dorong mobil mogok?
 
Saya hakkul yakin. Warga Nahdliyin sejati dan tulen tidak akan mau lagi seperti itu. Tidak akan mau diseret untuk kepentingan politik pragmatis kelompok tertentu.
 
(Oleh: Jalil Hakim)

Berita Terkait