DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Heboh, Ibu Alami Baby Blues Hingga Ingin Buang Bayinya, Apa Itu Baby Blues dan Bagaimana Pertolongannya

image
Ilustrasi, Syndrom baby blues yang menyebabkan ibu stres dan depresi niat mencelakai anaknya dan bunuh diri

 

ORBITINDONESIA.COM – Jagad dunia maya dikejutkan dengan video seorang Ibu yang nekat lempar bayinya dan bunuh diri di perlintasan rel kereta api.

Sebagaimana video yang beredar dengan narasi yang menuliskan bahwa sang ibu tersebut nekat bunuh diri bersama anaknya yang masih bayi ke perlintasan rel kereta api diduga alami syndrome Baby Blues serta stress pasca melahirkan.

Namun usaha itu bisa diselamatkan dengan kesigaapan para petugas Commuter Line yang kebetulan kereta yang dinaikki sang ibu berhenti di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Usai Rusuh Lawan Persib, Persija Jakarta Tidak Dapat Izin Bertanding Tensi Tinggi di Stadion Patriot

Diduga alami Baby Blues yang membuat sang ibu nekat melempar bayinya dan dirinya ke perlintasan rel kereta api, apa itu Baby Blues dan bagaimana gejala dan mengobatinya, Simak di bawah ini.

Syndrome Baby Blues biasanya timbul dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan durasi dalam hitungan minggu.

Namun gejala ini bisa berlanjut dan berujung parah, termasuk dalam kehidupan mental sang ibu usai melahirkan dengan menguras tenaga.

Baca Juga: Inilah Sosok Misterius di Ending One Piece Live Action, Ancaman Baru Luffy Sebelum Berangkat ke Grand Line

Hampir 80 persen ibu di dunia pernah alami Baby Blues usai melahirkan biasanya terjadi pada pekan pertama.

Tanda tanda munculnya Baby Blues adalah cemas, perasaan sedih tanpa alasan, gampang sekali menangis dan kelelahan yang berlebihan.

Walau dapat mengganggu, kondisi ini secara general bersifat sementara dan ringan, namun apa yang menyebabkan timbulnya Baby Blues ?

Baca Juga: Wisata Kuliner di Lampung, Tidak Sah Jika Tak Coba Makanan Khas Berikut Ini!

Walau tidak ada penjelasan yang resmi mengenai penyebab dari Baby Blues, namun dapat berpengaruh kepada hormon, stress, emosial dan perubahan fisik

Ketika hamil, seorang ibu akan terjadi peningkatan produksi hormon estrogen dan progesterone, namun kedua hormon tersebut akan berkurang produksinya di waktu melahirkan

Selain itu ada kondisi yang munculnya Baby Blues adalah ketika seorang ibu alami fase kurang tidur untuk merawat sang anak, hal inilah yang dapat menyebabkan sang ibu kelelahan dan muncul emosi yang kurang stabil

Baca Juga: Pemeriksaan KPK Ditunda, Muhaimin Iskandar Buka Musabaqoh Tilawatil Quran Internasonal di Kalimantan Selatan

Faktor lainnya adalah sang ibu rentan alami stress dan kaget ketika merawat sang anak yang baru lahir terlebih kalau itu adalah pengaalamannya menjaadi seorang ibu untuk pertama kali.

Memiliki bayi tentunya membawa perubahan besar dalam hidupnya. Hal inilah yang bisa memunculkan berbagai serangan emosi seperti kecemasan, keraguan hingga ketakutan pada diri sang Ibu dalam menjawab perubahan tersebut.

Kondisi ini pun akan berlangsung sementara dan ringan namun bisa saja terjadi hingga memburuk dan berakibat pada masalah mental yang lebih serius seperti depresi usai melahirkan.

Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Godzilla Minus One, Ketika Monster Nuklir Kembali Hancurkan Jepang

Kemudian bagaimana agar Baby Blues tidak muncul ? ada banyak cara untuk syndrome Baby Blues tidak datang ke dalam suasana hati seperti berikut :

Menjaga kesehatan dan rajin berolahraga dengan rutin

Berjalam-jalan mencari udara segar kala waktu senggang

Baca Juga: 4 Perkara dari Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara Dihentikan Lewat Keadilan Restoratif

Manfaatkan waktu luang dengan beristirahat

Menjernikah pikiran dari hal-hal negatif yang dapat mengganggu pikiran

Dukungan sosial dari suami dan keluarga

Baca Juga: Calon Lawan Timnas Indonesia U23 Sudah Tancap Gas, Shin Tae Yong Harus Waspada

Terbuka pada pasangan dan keluarga, beri tahu mereka apabila ada hal yang mengarah ke gejala baby blues.

Itulah beberapa gejala, penyebab, dan pencegahan baby blues. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami hal seperti di atas segera konsultasikan hal tersebut ke dokter. ***

Berita Terkait