DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ekspresi Data Denny JA: Di Indonesia, Orang yang Tak Punya Handphone Mencapai 23,9 Persen

image
Denny JA menyebut, satu dari empat orang di Indonesia tidak memiliki handphone.

 

ORBITINDONESIA.COM - Dunia baru datang kepada kita melalui handphone. Tapi di Indonesia masih banyak yang  tidak memiliki handphone.

Dengan sendirinya, mereka tidak memiliki fasilitas dan akses yang disediakan oleh teknologi handphone.

Kita mulai dengan data.  Ini survei LSI Denny JA, di bulan Agustus tahun 2023.

Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Orang Yang Membaca Minimal Satu Buku di Indonesia Hanya 22,5 Persen pada Tahun Lalu

Ternyata, di Indonesia, mereka yang tidak memiliki handphone mencapai 23,9 persen. Di antara empat orang Indonesia, satu orang tak memiliki handphone.

Jelaslah ini persentase buruk. Persentase yang tidak mempunyai handphone ini sangat tinggi jika kita bandingkan negara-negara industri maju.

Di aneka negara industri itu umumnya, orang yang tak memiliki handphone hanyalah di bawah 10 persen.

Bahkan di beberapa negara, orang yang tak punya handphone hanya di bawah 5 persen. Seperti di Korea Selatan, Israel, Belanda, dan Swedia.

Pertanyaanya: Mengapa mereka tak memiliki handphone?

Jika alasannya karena itu pilihan pribadi, karena lifestyle  yang ia pilih, atau karena itu filosofi hidupnya, itu sepenuhnya konsekuensi dan urusannya.

Sama seperti komunitas Amish di Amerika Serikat yang memilih tak ingin menggunakan listrik.

Yang menjadi masalah, jika  mereka tak memiliki handphone karena kondisi ekonomi mereka yang tak cukup. Mereka tak punya uang lebih membeli pulsa dan lain sebagainya.

Atau jika mereka tinggal di wilayah yang teknologi belum sampai di sana untuk memberikan jaringan, memberikan sinyal,  itu menjadi masalah. Kondisi sosial ekonomi mengisolasi mereka.

Bersama handphone,  datang kepada kita informasi terbaru, secara cepat sekali, soal ilmu pengetahuan, dan hal ihwal peristiwa. Handphone membawa perpustakaan dunia terbesar yang pernah ada.

Bersama handphone, berkunjung pula fasilitas jaringan. Ini era bekerja dengan jaringan (network), yang diperlukan pelaku bisnis, politik, sosial, dan budaya.

Handphone pun menjadi media penghubung komunitas. Interaksi melalui media sosial, dunia virtual, sharing pengalaman antar komunitas hobi, atau  agama, atau profesi, jauh lebih cepat terjalin, dan lebih praktis.

Melalui handphone, juga tersedia begitu banyak peluang, yang semakin membuka dunia.

Dunia baru menciptakan “Handphone Gap”, antara mereka yang memiliki handphone dan yang tak memiliki handphone.

Jarak dua dunia ini akan semakin lebar, baik secara ilmu pengetahuan, jaringan, komunitas dan peluang.

Mereka yang tak memiliki handphone akan semakin tertinggal dan terisolasi dari dunia baru.

Penting  kita mencari cara agar semakin banyak orang Indonesia memiliki handphone.

Bukan memiliki benda kecil yang bisa digenggam itu, tapi dunia baru yang dibawa oleh benda kecil bernama handphone itu. ***

Berita Terkait