DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Alissa Wahid Beri Pesan Tegas untuk Anak Muda Indonesia: Jangan Pilih Pemimpin yang Berpolitik Identitas

image
Alissa Wahid Beri Pesan Tegas untuk Anak Muda Indonesia, Jangan Pilih Pemimpin yang Berpolitik Identitas

ORBITINDONESIA.COM- Tim Ahli Pokja Penguatan Moderasi Beragama Kementerian Agama Alissa Wahid meminta anak muda Indonesia tidak terjebak dengan model kampanye yang menggunakan politik identitas.

Untuk itu, Alissa Wahid yang jug Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberi pesan tegas agar tidak memilih pemimpin yang memanfaatkan politik identitas.

“Kalau pemilih pemula perhatikan betul calon pemimpinnya, harus yang punya gagasan untuk memajukan Indonesia, jangan memilih justru calon yang mengedepankan identitas-identitas tertentu, identitas agama atau kesukuan,” kata Alissa Wahid, dikutip dari Antara, Sabtu 23 September 2023.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Bergabungnya Kaesang Bikin Optimisme PSI Bisa Lolos Masuk ke Senayan di Pemilu 2024

Pesan ini disampaikan Alissa Wahid kepada 600 orang siswa dari berbagai sekolah dan madrasah dengan beragam agama dan suku berbeda, di Kabupaten Badung, Bali.

“Itu seharusnya tidak boleh, apalagi kalau kemudian menjatuhkan lawan-lawannya dengan menggunakan pesan-pesan identitas,” sambung putri mantan Presiden RI Gus Dur itu.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Hingga setahun menjelang Pemilu Serentak ini, Alissa menilai politik identitas masih samar terlihat, hal ini lantaran transaksi politik belum berakhir termasuk daftar calon tetap bagi legislatif juga belum ditetapkan.

Baca Juga: Mewakili Keresahan Anak Muda di Indonesia, Ini 4 Alasan Kaesang Pangarep Gabung ke PSI

Namun, ini harus diwaspadai belajar dari pilkada Jakarta dan pemilihan presiden terakhir kali kata dia, di mana tepat setelah pemilihan berakhir indeks kerukunan beragama di Indonesia merosot.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

“Setelah itu kita harus naikkan lagi dengan susah payah, jadi kita juga memperkirakan tahun ini sentimen-sentimen seperti itu juga akan dipakai," katanya.

"Dulu, setelah masyarakat berantem dengan politik identitas, taunya selesai pemilu semua calon bisa bersatu. Tapi sudah terlanjur banyak sekali sentimen intoleransi, itu yang harus kita cegah,” ujarnya.

Baca Juga: Jadi Kader PSI, Kaesang Pangarep: Sudah Dapat Restu Jokowi, Gibran, dan Istri

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah sosialisasi yang dilakukan Kementerian Agama bekerja sama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) saat ini, yaitu kampanye moderat sejak dini.

Alissa Wahid menyebut kegiatan ini salah satu tujuannya untuk mempersiapkan anak muda agar tidak termakan sentimen agama yang menanamkan kebencian, apalagi dewasa ini media sosial memberi pengaruh besar terhadap penyebaran informasi.

“Berdasarkan riset internasional, Indonesia, India, dan Amerika Serikat itu penggunaan sentimen kebencian atas dasar agama itu kuat sekali pada pemilihan presiden," katanya.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Dirinya sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU juga menegaskan bahwa organisasi Islam tersebut tidak menonjolkan salah satu partai politik peserta pemilu, meski kerap dikaitkan dengan Partai Kebangkitan Bangsa.

"Semua politisi di semua partai politik itu punya kontribusi kepada NU, jadi NU tidak eksklusif. Bahkan di kepengurusan yang sekarang dari perbagai partai politik ada dari Golkar, PDIP, NasDem. Jangan kemudian membatasi warga NU. Warga NU bisa memilih partai mana yang dia pandang bisa mewadahi aspirasinya," tutup Alissa.***

Berita Terkait