DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ini Penjelasan Non Biner Menurut Psikologi dan Benarkah Termasuk Gangguan Mental?

image
Non biner yang sedang kontroversi termasuk disforia gender.

ORBITINDONESIA - Viral mahasiswa Universitas Hasanuddin, di mana seorang pria yang sedang mengikuti program pengenalan kampus mengaku sebagai non biner.

Video itu menunjukan di mana mahasiswa yang menyebut dirinya sebagai non biner sempat dicecar oleh seorang dosen sampai akhirnya disuruh kembali ke tempat duduknya.

Terdapat kontroversi tentang status kelamin non biner ini, di tahun 2015 terdapat penelitian mengatakan jika orang yang beridentitas non biner merasa didiskriminasi dan mengalami tekanan psikologis.

Baca Juga: Resep Potato Casserole, Nikmatnya Makanan Olahan Kentang

Non biner sendiri memiliki definisi sebagai gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender seperti perempuan maupun laki-laki.

Non biner dapat berada di antara ataupun di luar dua gender tersebut. Dalam konteks ini, identitas gender merujuk pada persepsi internal seseorang.

Identitas gender tergantung dari bagaimana seseorang memandang dirinya, bukan berdasarkan kondisi biologis yang ditentukan dari jenis kelamin. Meskipun begitu non biner dalam dunia medis tetap dipandang sebagai pria dan wanita.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Baca Juga: Pertamina Apresiasi Polri Telah Memberantas 49 Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi

Menurut penelitian yang sama mereka yang beridentitas non biner lebih sedikit mendapat dukungan sosial dan mungkin memiliki lebih sedikit akses ke pelayanan kesehatan trans-spesifik.

Terlepas dari kontroversinya non biner dianggap bukan sebagai gangguan mental, Organisasi psikiater profesional di Amerika Serikat (AS), American Psychiatric Association (APA), telah menghapus identitas gender, termasuk non biner, sebagai kondisi gangguan mental yang dapat didiagnosis layaknya 'disforia gender'.

Mengingat, kondisi mental 'disforia gender' tidak terbatas orang dengan identitas transgender, non biner, maupun identitas gender lainnya. Siapa pun bisa mengalaminya.

Baca Juga: KPK Sebut Rektor Unila Prof Karomani dapat Dijerat Pasal TPPU

Non biner ini memiliki beberapa jenis kelompok seperti Agender yaitu bersikap netral, di mana tidak merujuk pada gender pria manapun wanita.

Lalu jenis kedua adalah Bigender atau multi gender yaitu memiliki dua jenis kelamin secara bersamaan.

Dan jenis yang ketiga adalah Genderfluid, yaitu berada di antara dua atau lebih identitas gender.***

Berita Terkait