DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Israel Langgar HAM dengan Lakukan Serangkaian Penyiksaan dan Pelecehan Kepada Tahanan Palestina

image
Israel menyiksa tahanan Palestina di penjara, dua orang tewas

ORBITINDONESIA.COM - Pada tanggal 8 Oktober 2023, satu hari setelah serangan Hamas terjadi, pasukan khusus dari militer Israel menggerebek penjara Gilboa.

Penjara tersebut merupakan tempat warga sipil Palestina ditahan oleh Israel, beberapa orang tahanan bahkan sudah ada di sana sejak beberapa tahun lamanya.

Pasukan khusus dari militer Israel masuk ke dalam setiap sel penjara dan mulai memukuli para tahanan Palestina dengan sangat kejam dan tanpa mengenal belas kasih.

Baca Juga: Gagal Hentikan Genosida Israel di Gaza, Craig Mokhiber Mundur

Seorang mantan tahanan yang sudah dibebaskan, Salah Fateen Salah, mengatakan bahwa penyiksaan tersebut merupakan aksi balas dendam Israel kepada Hamas.

"Serangan balas dendam dimulai pagi itu (tanggal 8). Mereka (tentara Israel) berteriak melalui pengeras suara," kata Salah dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 2 Oktober 2023.

"Mereka menyuruh seluruh tahanan untuk masuk ke dalam kamar mereka, berlutut, meletakan tangan di atas kepala, dan menjauhi pintu, sehingga anda tidak tahu apa yang terjadi di belakang anda ketika mereka membuka pintu," katanya.

Baca Juga: Indonesia Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Salah juga mengaku bahwa tentara Israel menyiksa para tahanan dengan menggunakan tangan kosong dan beberapa alat tumpul. Tentara Israel juga sempat melepaskan anjing militer di dalam kamar tahanan.

"Kemudian mereka masuk dan mulai memukuli orang-orang, di beberapa ruangan sekaligus, dengan tangan, kaki, dan pentungan, termasuk yang terbuat dari logam. Mereka juga melepaskan anjingnya ke arah kami," jelas Salah.

Tidak hanya itu, Salah juga bersaksi bahwa ada seorang tahanan Palestina yang sedang mengidap penyakit diabetes ikut disiksa hingga memuntahkan banyak sekali darah dari mulutnya.

Baca Juga: Piala Dunia U17 2023: Inilah 21 Pemain Panama yang akan Berhadapan dengan Indonesia

 

"Mereka memukuli seorang narapidana yang mengidap diabetes dan menerima tiga suntikan sehari. Dia memuntahkan banyak darah, kami khawatir sakit selama dua jam akan membuatnya syahid (meninggal) karena banyaknya darah yang dia muntahkan," katanya.

Salah juga mengaku melihat teman satu selnya yang disiksa menggunakan senjata tajam oleh tentara Israel, sehingga mambuat seluruh lantai penjaranya penuh dengan darah.

"Mereka mengiris dahi pria lain yang merupakan teman satu sel saya. Ada begitu banyak darah di seluruh lantai penjara," kata Salah.

Baca Juga: PT Pegadaian Raih Penghargaan di Jambore PR Indonesia 2023

Salah bercerita bahwa penyiksaan tersebut diterimanya selama berhari-hari, tentara Israel bahkan juga menyiksa tahanan lanjut usia dan tahanan yang sedang sakit.

Tidak hanya itu, para tahanan Palestina di sana juga seringkali mendapatkan ancaman pembunuhan dari kepala penjara yang memimpin disana.

"Mereka tidak punya kemanusiaan. Mereka yang memukuli orang lanjut usia dan orang sakit tidak mempunyai rasa kemanusiaan. Kepala penjara sendiri yang memberikan ancaman pembunuhan terhadap kami," ujarnya.

Baca Juga: Janji Ganjar Pranowo untuk Petani di Indonesia: Bikin Pendataan hingga Perkuat Fungsi Bulog Serap Pangan Lokal

Sejak tanggal 7 Oktober 2023, setidaknya ada 2 orang tahanan yang meninggal dunia di penjara Gilboa, sementara puluhan orang tahanan lainnya mengalami luka-luka.

Dua orang tahanan tersebut meninggal dunia tidak lama setelah mereka masuk ke dalam sel.

Anehnya, dua orang tersebut ditahan tanpa diadili atau dikenakan dakwaan terlebih dahulu.

Baca Juga: Refleksi Pembangunan yang Dibutuhkan Indonesia di Masa Depan, Solusi Negeri Agraris yang Sulit Air

Beberapa video tersebar di internet beberapa hari belakangan ini, yang memperlihatkan para tahanan di borgol tangan dan kakinya serta kepala mereka ditutup kain hitam.

Mereka juga ditelanjangi sebagian atau seluruhnya, setelah itu mereka dibiarkan di tanah sambil diinjak, ditenang, dan dipukul oleh tentara Israel.

Banyak warganet yang menyebut video tersebut sama persis dengan penyiksaan yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Abu Ghraib, Irak, pada tahun 2003.

Baca Juga: Inilah 3 Nilai Penting yang Dijunjung Tinggi Tim Pemenangan Muda Ganjar-Mahfud

Tahanan yang baru dibebaskan, organisasi Hak Asasi Tahanan, kelompok pengacara, dan lembaga resmi, meyakini bahwa para tahanan Palestina di Israel saat ini berada dalam resiko kematian.

Juru Bicara Masyarakat Tahanan Palestina, Amani Sarahneh, baru saja menerima informasi bahwa seluruh tahanan Palestina mengalami penyiksaan setiap hari.

"Situasi di dalam penjara sangat mengerikan. Kami menerima informasi mengenai pemukulan masal terhadap para tahanan setiap hari. Mereka (Israel) mengancam akan membunuh mereka (tahanan)," kata Sarahneh dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 2 Oktober 2023.

Baca Juga: Duh, 2 Negara di Asia Tenggara Curigai Keamanan Siber Aplikasi TikTok, Ada Informasi Ilegal di Server!

 

Pada tanggal 23 Oktober, tentara Israel mengatakan bahwa seorang tahanan Palestina berusia 56 tahun meninggal dunia setelah pergi ke klinik penjara karena merasa tidak enak badan.

Lansia tersebut ditahan oleh Israel pada tanggal 9 Oktober. Menurut informasi dari anaknya, lansia tersebut tidak memiliki keluhan penyakit apapun ketika ditangkap oleh Israel di rumahnya.

Keluarga meyakini pria tersebut meninggal karena disiksa, karena menurut laporan medis awal yang dikeluarkan oleh klinik penjara menyatakan bahwa lansia ini mengalami pendarahan internal, terutama di perut dan ususnya.

Baca Juga: Bulan Sabit Merah Palestina Sebut 26 Truk Bantuan Masuk Gaza

Pada tanggal 24 Oktober 2023, seorang tahanan berusia 25 tahun, yang sedang menderita diabetes, dikabarkan meninggal dunia di penjara Ofer, Israel, dua hari setelah dirinya ditangkap.

Menurut laporan dari keluarganya, pria tersebut dipukuli oleh tentara Israel, tidak diberikan pengobatan, dan dijemur di bawah sinar matahari dengan ransel di kepalanya selama berjam-jam sebelum meninggal dunia.

"Hal ini terjadi berdasarkan kesaksian dari orang-orang yang ditahan bersamanua di Etzion, dan apa yang juga didengar oleh keluarganya," kata Sarahneh dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 2 Oktober 2023.

Baca Juga: Kamala Harris Tegaskan AS Tidak Akan Kirim Tentara Ke Israel atau Gaza

Manajer Kasus Tahanan di Physicians for Human Rights Israel (PHRI), Naji Abbas, mengatakan bahwa kedua jenazah akan diotopsi pada hari Selasa.

Otopsi tersebut akan dilakukan di Institut Forensik Abu Kabir di Tel Aviv dan proses ini akan dilakukan oleh seorang dokter yang ditunjuk langsung oleh Otoritas Palestina.

Perang ini harus segera dihentikan karena saat ini yang dibutuhkan hanyalah menyelamatkan warga sipil yang tidak bersalah agar tidak terkena dampaknya.

Baca Juga: Indonesia Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah melakukan banyak sekali pelanggaran HAM dan serangkaian kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina.

Berhenti mencari siapa yang benar dan salah, karena itu hanya akan memperkeruh situasi.***

 

Berita Terkait