DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

UNRWA Minta Dana Rp7,6 Triliun untuk Kebutuhan Penduduk Gaza dan Tepi Barat

image
Suasana kamp pengungsi di Khan Younis di Selatan Gaza, Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di kawasan Timur Tengah UNRWA meminta dana sebesar USD 481 juta atau sekitar Rp7,6 Triliun untuk memenuhi kebutuhan penting warga di Gaza dan Tepi Barat

ORBITINDONESIA.COM – Meningkatnya eskalasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah UNRWA meminta dana lebih besar dengan permohonan kilat sebesar USD481 juta atas seteara Rp7,6 triliun.

Dana sebesar Rp7,6 triliun sebagaimana dimohon oleh UNRWA untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan penting bagi orang orang yang terdampak agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Permintaan ini disampaikan oleh Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini yang mengatakan bhawa dalam satu bulan berada dalam kepungan ketat dan perang brutal, kebutuhan kemanusiaan di jalur Gaza sangat besar.

Baca Juga: Kehabisan BBM, RS Indonesia di Gaza Berhenti Operasional

"Satu bulan berada dalam kepungan ketat dan perang brutal, kebutuhan kemanusiaan di Jalur Gaza sangat besar. Mereka bertambah setiap jam.”

“Minggu lalu di Gaza, anak-anak bertanya kepada saya apakah memiliki secuil roti atau seteguk air, itu adalah momen paling menyedihkan," ujar Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.

Philippe Lazzarini pun menyampaikan hal tersebut di Konfrensi Kemanusiaan di Paris pada Kamis 9 November waktu setempat sebagaimana dilansir dari Antara Jumat 10 November 2022 malam WIB, dirinya mengulangi desakannya untuk gencataan kemnusiaan dan meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Bencana Kemanusiaan di Gaza: Tragedi 92 Anggota Staf PBB yang Gugur di Balik Blokade

"Kemampuan kami telah mencapai batas, karena staf kami sendiri terpaksa mengungsi, menanggung kerugian besar dan menangisi 99 rekan mereka yang tewas," kata Philippe Lazzarini sembari menyebut staf UNRWA yang terbunuh akibat pemboman Israel di Gaza dalam sebulan terakhir.

Akibat bombardemen tanpa henti oleh pasukan Israel, hampir separuh rumah-rumah di wilayah Gaza dilaporkan telah dihancurkan atau rusak.

"Seluruh penduduk menjalani hukuman kolektif," kata UNRWA.

Baca Juga: Joe Biden Sebut Tak Akan Ada Genjatan Senjata di Jalur Gaza, Ini Alasannya

Bahkan dengan bertambahnya jumlah truk bantuan dalam beberapa hari terakhir, hanya sejumlah kecil makanan, air, dan barang kelangsungan hidup dasar yang diizinkan masuk.

Sebanyak 70 persen penduduk dipaksa meninggalkan rumah-rumah mereka, diantaranya lebih dari 720 ribu berlindung di 150 penampungan UNRWA di seluruh Jalur Gaza.

Kondisi di tempat penampungan dalam kondisi mengerikan; ratusan orang berbagi satu toilet dan kamar mandi.

Baca Juga: Fedi Nuril Ungkap Sosok Pahlawan Inspiratif yang Mengajarkan Kesabaran dan Dedikasi, Ternyata Ini

Tiadanya BBM yang penting bagi operasi UNRWA, fasilitas medis, toko roti, dan stasiun air yang dapat diperoleh di Gaza sejak 7 Oktober. ***

 

Berita Terkait