DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Hak Asasi Manusia dan Pembaruan Islam Terus Berkembang

image
Ilustrasi hak asasi manusia

ORBITINDONESIA.COM - Hubungan antara hak asasi manusia (HAM) dan pembaruan Islam adalah topik yang kompleks dan terus berkembang.

Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Satrio Arismunandar sewaktu mengomentari diskusi tentang HAM dan pembaruan Islam di Jakarta, Kamis 14 Desember 2023 yang diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara Dr. Neng Dara Affiah, M.Si., aktivis perempuan dan dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Menurut Satrio, Islam --seperti agama-agama besar dunia lainnya-- memiliki interpretasi yang beragam tentang HAM. Pandangan mengenai hak asasi manusia di dunia islam bisa sangat bervariasi.

“Wacana hak asasi manusia dalam Islam dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti konteks budaya, sejarah, dan politik,” ujarnya.

Ia menambahkan, ada beberapa perspektif dan pertimbangan mengenai persinggungan HAM dan pembaruan Islam.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Beberapa cendekiawan dan aktivis berpendapat, Islam secara inheren mengedepankan prinsip-prinsip yang sejalan dengan HAM.

“Mereka menekankan kesesuaian ajaran Islam dengan konsep-konsep seperti keadilan, kesetaraan, dan martabat,” tutur Satrio.

Satrio menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kerangka hak asasi manusia Islam, yang menggabungkan prinsip-prinsip HAM yang universal dan nilai-nilai Islam yang spesifik.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

“Di dunia Muslim, ada individu dan kelompok yang menganjurkan penafsiran Islam yang progresif dan reformis,” tambahnya.

“Mereka bertujuan untuk mendamaikan ajaran Islam tradisional dengan gagasan modern tentang hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan kebebasan beragama,” ujarnya.

Kata Satrio, para cendekiawan dan aktivis yang terlibat dalam pembaruan Islam mungkin menafsirkan ulang teks-teks agama, untuk menekankan pentingnya kebebasan individu dan martabat manusia.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Isu hak-hak perempuan dalam konteks Islam telah menjadi titik fokus diskusi mengenai HAM.

“Beberapa gerakan reformis berusaha menafsirkan kembali ajaran Islam, untuk mempromosikan kesetaraan gender, menantang norma-norma patriarki tradisional,” katanya.

Satrio mengungkapkan, upaya-upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan seperti undang-undang keluarga yang diskriminatif, pemberdayaan perempuan, dan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Satrio menyatakan, proses memperbarui dan mereformasi pemikiran Islam agar selaras dengan nilai-nilai HAM kontemporer sedang berlangsung dan memiliki banyak aspek. Ini melibatkan berbagai pertimbangan teologis, sosial, dan politik. ***

Berita Terkait