DECEMBER 9, 2022
Internasional

Anggota Parlemen Eropa Juluki Ursula Von der Leyen Bu Genosida

image
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM - Anggota Parlemen Eropa asal Irlandia, Clare Daly, kembali mengkritik Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen atas sikap perempuan itu terhadap serangan Israel yang tiada henti di Gaza, dan menjulukinya "Bu Genosida."

Ucapan Daly di Parlemen Eropa itu menjadi viral pada Senin (25/12) setelah dia menuduh von der Leyen mengesampingkan kebijakan luar negeri untuk "mendukung rezim apartheid yang brutal."

Dia mengatakan von der Leyen "naik ke tampuk kekuasaan tanpa satu suara pun dari warga negara, dan dalam dua bulan terakhir menggerebek serta mengambil alih dan merusak kebijakan luar negeri pemerintah terpilih."

Itu semua, kata Daly, dilakukan von der Leyen "untuk menyemangati rezim apartheid brutal yang ia sebut sebagai ‘demokrasi yang dinamis’ namun menghancurkan keberadaan anak-anak."
 
“Ya Tuhan, dengan para pembela demokrasi seperti itu, saya pikir saya berbicara mewakili banyak warga Eropa ketika saya mengatakan ‘Tidak, terima kasih!’ Tidak, terima kasih, Bu Genosida,” kata Daly.

Pada  November, Daly mengkritik von der Leyen karena tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza. Anggota parlemen tersebut memperingatkan bahwa "Itu bukan sekedar genosida Israel," tapi Eropa juga.

Von der Leyen telah dikritik atas dukungannya yang tanpa syarat kepada Israel serta keengganannya menyerukan pengendalian diri di Gaza.

Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Gempuran Israel telah menewaskan sedikitnya 20.424 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai 54.036 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza. Setengah dari perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur. 

Selain itu, hampir dua juta orang mengungsi di wilayah padat penduduk tersebut --yang berada dalam keadaan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait