DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Pelarangan Truk AMDK di Hari-hari Besar Keagamaan Matikan Ekonomi Keluarga Para Sopir

image
Ilustrasi angkutan logistik pengangkut AMDK dan barang lainnya. (Foto: Antara)

ORBITINDONESIA.COM - Kebijakan pelarangan terhadap angkutan logistik, salah satunya Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK saat momen hari-hari besar keagamaan seperti Lebaran, Nataru, dan Imlek ternyata sangat berdampak terhadap ekonomi para sopirnya. 

Dengan tidak diizinkan beroperasi selama beberapa hari menjelang dan setelah hari H, para sopir ini terpaksa harus menganggur karena tidak adanya pekerjaan. Para sopir yang mengangkut logistik AMDK ini dibayar sesuai dengan jumlah rit mereka per harinya.   

Budianto, seorang sopir tetap di sebuah AMDK mengatakan, pelarangan terhadap truk-truk AMDK saat momen liburan hari-hari besar keagamaan terlebih lebaran, itu sangat berdampak pada penghasilannya.

Baca Juga: Dokter Anak Tegaskan, AMDK Galon Guna Ulang Tak Sebabkan Autisme

“Karena, kalau sopir tetap seperti saya itu kita sistemnya borongan. Misalnya, kalau kita membawa barang menuju ke Yogya itu dikasih uangnya borongan sekian,” tukasnya.

Jadi, menurutnya, jika ada pelarangan selama beberapa hari, itu berarti sopir akan kehilangan penghasilan. “Padahal, keluarga kami kan harus diberi makan setiap harinya, nggak bisa libur makannya,” ucap Budianto.

Apalagi, dia mengungkapkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai sopir ini merupakan satu-satunya untuk menafkahi keluarganya mengingat istrinya hanya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Baca Juga: Penggunaan AMDK Saat Hajatan, Perayaan Ulang Tahun, dan Peringatan Lainnya

“Apalagi, anak saya mau lulus SMA dan ingin kuliah. Saya butuh penghasilan yang lebih besar agar bisa mewujudkan cita-cita anak saya untuk lanjut ke sekolah yang lebih tinggi seperti anak-anak yang lainnya,” ujar Budianto.

Karenanya, dia berharap agar pemerintah tidak melarang truk-truk AMDK untuk beroperasi kapanpun itu, apalagi AMDK itu sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Menurutnya, pelanggan itu juga tidak perlu dilakukan mengingat para sopir sudah bisa mengantisipasi jalan-jalan itu agar tidak terjadi kemacetan. 

Baca Juga: Ini kata Mereka tentang Merek Rasa AMDK Botol yang Ramah di Kantong 

“Kalau menurut saya nggak usah dilarang. Setiap hari di jalan itu, sopir kan tahu jam-jam macet, bagaimana mengantisipasinya itu kita tahu karena sudah tahu kondisi jalannya. Apalagi di Jawa, sudah banyak dibangun tol yang mengurangi kemacetan. Kita juga bisa dibantu dengan google untuk mengetahui di mana yang nggak macet,” katanya. 

Hal senada disampaikan Ade Kurniawan, seorang sopir tembak (pengganti sopir tetap)  salah satu pabrik AMDK. Dia mengatakan kebijakan pelarangan terhadap angkutan AMDK saat momen hari-hari besar keagamaan, apalagi lebaran itu sangat berpengaruh bagi ekonomi keluarganya. 

“Kalau dilarang beroperasi begitu, bagaimana dengan keluarga saya. Apalagi pekerjaan sebagai sopir tembak itu merupakan mata pencaharian saya satu-satunya untuk memberi makan keluarga, dan istri saya juga hanya sebagai ibu rumah tangga,” ujar ayah yang memiliki anak yang masih TK dan balita ini dengan raut wajah sedih. 

Baca Juga: Lucu Lucu Merek AMDK Gelas Lokal, Vit Terfavorit

Apalagi, lanjut Ade, menjelang Lebaran nanti, dirinya sangat membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membelikan anak-anak dan istrinya baju baru dan kue buat lebaran.

“Kalau dilarang-larang seperti ini, Lebaran nggak bisa beli baju baru anak dong sama kue buat Lebaran nggak bisa beli nanti,” tukas Ade seraya menyampaikan bahwa dia juga ingin seperti orangtua lainnya bisa memberikan kebahagiaan buat keluarganya di hari Lebaran. 

Karenanya, Ade berharap kalau bisa pemerintah tidak melarang truk-truk AMDK ini untuk beroperasi.

Baca Juga: Perusahaan AMDK Danone Indonesia Ikut Ambil Bagian, Bantu Atasi Penderitaaan Rakyat Palestina di Gaza

“Karena, mata pencarian saya di sana, buat nafkahin keluarga. Saya nggak ada pekerjaan lain. Kalau bisa ya jangan dilarang lah untuk beroperasi. Apalagi AMDK itu kan  sudah semacam sembako juga. Jadi, saat lebaran kalau bisa ya tetap beroperasi,” ujarnya berharap. 

Selama ini, Ade mengaku pekerjaan sebagai sopir tembak ini sangat membantu ekonomi keluarganya.

“Alhamdulillah, cukuplah buat nafkahin keluarga, buat kebutuhan sehari-hari itu cukup. Karena kan setiap harinya itu banyak sopir (tetap) yang menggunakan jasa kami. Jadi mereka itu yang khususnya yang dari luar kota kadang sudah capek dan ingin beristirahat beberapa jam. Nah, kami pun dimintai bantuan untuk memuat barang di pabrik,” tuturnya.

Baca Juga: AMDK dan Ekspor-Impor Harus Direlaksasi Dari Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Besar

Jadi yang pasti, kata Kurniawan, kalau sampai dilarang, itu sangat berdampak buruk terhadap ekonomi para sopir tembak seperti dirinya. “Ekonomi saya bisa morat-marit,” katanya. ***

Berita Terkait