DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen: Gencatan Senjata di Gaza Krusial di Tengah Ancaman Kelaparan

image
Tangkapan layar Presiden Komisi Eropa Ursula von der leyen saat memberi sambutan dalam pertemuan PGII di Kempinski, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) (Antara/Bayu P)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen pada Rabu, 20 Maret 2024, menekankan pentingnya gencatan senjata di Jalur Gaza ketika wilayah kantong Palestina itu terancam bencana kelaparan.

Ursula von der Leyen mengatakan, kondisi di Gaza saat ini "tidak bisa diterima", sehingga gencatan senjata sangat penting agar para sandera bisa dibebaskan dan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke sana.

"Semoga pembicaraan yang dipimpin Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir membawa hasil positif," kata Ursula von der Leyen, dalam pernyataan bersama dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Brussels.

Baca Juga: Yaman Tegaskan Akan Terus Serang Kapal di Laut Merah Sampai Agresi Israel Terhadap Gaza Dihentikan

Uni Eropa "sangat khawatir" dengan risiko yang ditimbulkan oleh rencana serangan darat Israel di Kota Rafah terhadap warga sipil yang mencari perlindungan di sana, kata von der Leyen.

Operasi militer itu harus dihindari "dengan cara apa pun", katanya.

Pada awal Maret, Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk mengatakan bahwa semua penduduk Gaza sedang menghadapi ancaman kelaparan dan hampir semua dari mereka terpaksa meminum air yang tercemar.

Baca Juga: Presiden Iran Ebrahim Raeisi Serukan Langkah Praktis untuk Hentikan Kejahatan Israel Terhadap Palestina di Gaza

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat itu mengatakan bahwa 10 anak telah meninggal akibat kelaparan di Rumah Sakit Anak Kamal Adwan di Gaza utara.

Israel telah mempersiapkan operasi besar-besaran di Rafah, yang menurut militer Israel, menjadi tempat bagi sejumlah pasukan Hamas yang tersisa.

PBB dan banyak negara telah menyatakan penentangannya terhadap rencana Israel itu karena saat ini lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi di sana. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait