DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Didiet Maulana: Pengajuan Kebaya Sebagai Warisan Budaya ke UNESCO Dapat Menjadi Bentuk Kebanggaan

image
Perancang busana Didiet Maulana di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei 2024. (ANTARA/Livia Kristianti)

ORBITINDONESIA.COM - Perancang busana Didiet Maulana menyebutkan, pengajuan kebaya sebagai warisan budaya ke Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) oleh Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dapat menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.

Menurut Didiet Maulana, usulan itu adalah salah satu bagian dari perjalanan budaya karena kebaya menjadi salah satu busana nasional yang digunakan oleh wanita Indonesia.

"Apapun nanti hasilnya kebaya akan selalu menjadi bagian dari busana kita. Itu tidak akan mengubah apapun terutama kebanggaan kita berbusana dengan kebaya dan justru akan semakin membuat anak-anak muda semakin bersemangat untuk mengenakan kebaya," kata Didiet Maulana ketika ditemui di Jakarta, Rabu, 8 Mei 2024.

Baca Juga: Tampil Cantik dengan Kebaya, Begini Gaya Pakaian Raline Shah Ketika Menghadiri Cannes Film Festival 2023

Menurut Didiet, meski didaftarkan bersama dengan negara ASEAN lainnya atau joint domination, menjadikan kebaya sebagai warisan budaya UNESCO memberikan banyak manfaat positif.

Adapun pengajuan kebaya sebagai warisan budaya UNESCO dilakukan Indonesia bersama Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

"Ini menurut aku merupakan satu perjalanan bersama-sama ya dan damai. Memang sekarang kan zamannya dunia memasuki era yang kolaboratif di mana semuanya juga memasuki kerja bersama-sama gitu," kata Didiet.

Baca Juga: Perkumpulan Penulis Satupena Akan Diskusikan Tentang Budaya Berkebaya di Era Modern

Selain kebaya, Kemenko PMK mengajukan kesenian Reog asal Ponorogo, Jawa Timur dan alat musik tradisional Kolintang dari Sulawesi Utara sebagai warisan budaya UNESCO.

Untuk Kolintang juga dilakukan lewat metode pengajuan bersama dengan alat musik dari Afrika. Nantinya hasil pengajuan tersebut baru akan diketahui sekitar Agustus atau September 2024 menanti sidang UNESCO.

Sebelumnya, ada dua warisan budaya dari Indonesia yang telah diakui dan telah mendapatkan sertifikat dari UNESCO, yakni subjek pelestarian kawasan Sumbu Filosofis di Yogyakarta dan budaya sehat jamu.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Kebaya Sebagai Busana Nasional Bisa Berperan Penting untuk Pelestarian Tradisi Budaya

Sertifikat pertama diberikan atas penetapan Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya atau The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks sebagai Warisan Budaya Dunia pada 24 September 2023 dalam Sidang ke-45 di Riyadh, Arab Saudi.

Untuk sertifikat kedua atas penetapan Budaya Sehat Jamu atau Jamu Wellness Culture sebagai Warisan Budaya Tak benda UNESCO pada 6 Desember 2023 dalam Sidang ke-18 di Kasane, Botswana. ***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait