DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

China Marah Karena Laporan PBB Menuduh Beijing Melakukan Pelanggaran HAM Uyghur

image
masyarakat Uyghur yang hidup dalam kesengsaraan di bawah pimpinan China ( financial times.com)

ORBITINDONESIA - PBB menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang serius, yang mungkin merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan" di Uyghur. Itu tertera dalam sebuah laporan yang telah lama tertunda.

Laporan itu memeriksa tindakan keras China terhadap Uyghur dan kelompok etnis mayoritas Muslim lainnya. Beijing pada Kamis, 1 September 2022, mengecam penilaian PBB itu sebagai fabrikasi yang dibuat oleh negara-negara Barat.

Kelompok hak asasi manusia menuduh China menyapu satu juta atau lebih orang dari kelompok minoritas ke kamp-kamp penahanan di Uyghur.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Casemiro Bakal Membela Manchester United Saat Melawan Arsenal, Ini Pesan Erik Ten Hag

Banyak yang mengatakan, di kamp itu mereka disiksa, diserang secara seksual, dan dipaksa untuk meninggalkan bahasa dan agama mereka.

Kamp-kamp itu hanyalah salah satu bagian dari apa yang disebut organisasi HAM sebagai kampanye kejam melawan ekstremisme di provinsi Xinjiang yang paling barat.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Ini juga mencakup kebijakan pengendalian kelahiran yang kejam, dan pembatasan menyeluruh terhadap pergerakan orang.

Penilaian dari kantor HAM PBB yang berbasis di Jenewa dirilis pada menit terakhir masa jabatan empat tahun Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet.

Baca Juga: Dugaan Jennie BLACKPINK Pacaran Semakin Kuat Setelah Beredar Foto Ciuman Mesra V BTS Beredar

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Laporan ini sebagian besar menguatkan pelaporan sebelumnya oleh para peneliti, kelompok advokasi dan media berita, dan menambahkan bobot badan dunia pada kesimpulan. Tapi tidak jelas apa dampak laporan ini.

Namun, di antara orang-orang Uyghur yang telah melarikan diri ke luar negeri, ada perasaan lega yang nyata bahwa laporan itu akhirnya muncul. Ini karena banyak dari mereka yang khawatir bahwa itu tidak akan pernah dipublikasikan.

Beberapa orang Uyghur melihat laporan itu sebagai pembenaran atas perjuangan mereka dan kerja advokasi selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

“Laporan itu cukup memberatkan, dan dakwaan kuat atas kejahatan China terhadap kemanusiaan,” kata Rayhan Asat, seorang pengacara Uighur yang saudaranya dipenjara di Xinjiang.

Baca Juga: Jelang Manchester United vs Arsenal, Erik Ten Hag Bakal Menurunkan Pemain Kunci

“Ini adalah pengakuan yang sangat lama ditunggu-tunggu dari orang Uyghur dan penderitaan mereka yang tak terbayangkan, yang datang dari suara paling otoritatif di dunia tentang hak asasi manusia,” lanjut Rayhan Asat.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Kelompok HAM, pemerintah AS, Jepang dan Eropa juga menyambut baik laporan tersebut. Laporan itu sempat jadi bahan tarik-menarik antara China dan negara-negara besar Barat, serta kelompok-kelompok HAM.

Mereka telah mengkritik penundaan berulang kali dalam merilis dokumen tersebut. Banyak diplomat Jenewa percaya, laporan itu hampir selesai setahun yang lalu.

Penilaian yang dirilis Rabu malam menyimpulkan, China telah melakukan pelanggaran HAM yang serius di bawah kebijakan anti-terorisme dan anti-ekstremisme, dan menyerukan “perhatian mendesak” dari PBB, komunitas dunia dan China sendiri untuk mengatasinya.***

Berita Terkait