DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hizbullah Kini Menjadi Kelompok Militan Terbesar dan Bersenjata Paling Berat di Timur Tengah

image
Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.

ORBITINDONESIA — Empat puluh tahun sejak Hizbullah didirikan pada puncak invasi Israel tahun 1982 ke Lebanon, kelompok tersebut telah berubah dari organisasi rongsokan menjadi kelompok militan terbesar dan bersenjata paling berat di Timur Tengah.

Hizbullah, yang dipersenjatai dan didanai Iran, yang telah merayakan peringatan 40 tahun itu dengan upacara di bentengnya. Hizbullah mendominasi politik Lebanon dan memainkan peran penting dalam menyebarkan pengaruh Teheran ke seluruh dunia Arab.

Tetapi kelompok Muslim Syiah, yang pernah dipuji di seluruh dunia Arab karena tak henti-hentinya melawan Israel, menghadapi kritik mendalam di berbagai bidang. Di dalam negeri di Lebanon, sebagian penduduk menentang cengkeraman Hizbullah pada kekuasaan dan menuduhnya menggunakan ancaman kekuatan untuk mencegah perubahan.

Baca Juga: Lawan Fiorentina, Juventus Petik Satu Poin dari Artemio Franchi

Pihak Barat, khususnya AS, membenci intervensi militer Hizbullah di Irak dan dalam perang saudara Suriah, di mana Hizbullah membantu menyeimbangkan kekuatan demi mendukung pasukan Presiden Bashar Assad.

Tidak ada tanggal spesifik kapan Hizbullah didirikan. Kelompok ini bermula sebagai sekelompok kecil pejuang bayangan, yang dibantu oleh Pengawal Revolusi paramiliter Iran. Tetapi kelompok itu mengatakan, itu terjadi selama musim panas 1982.

Perayaan HUT 40 tahun pada 2022 ini terjadi ketika para pejabat Hizbullah telah memperingatkan kemungkinan perang baru dengan Israel atas perbatasan laut kaya gas, yang disengketakan antara Lebanon dan Israel.

Selama bertahun-tahun, Hizbullah telah meningkatkan kekuatan militernya. Hizbullah membanggakan diri memiliki 100.000 pejuang terlatih.

Baca Juga: Hasil Liga Italia: AC Milan Menang Dramatis Melawan Inter Milan di San Siro

Dan sekarang pemimpinnya mengatakan, mereka memiliki rudal berpemandu presisi yang dapat menyerang di mana saja di Israel, dan mencegah kapal mencapai pantai Mediterania Israel. Serta memiliki pesawat tanpa awak canggih, yang dapat menyerang atau mengumpulkan data intelijen.

“Hizbullah telah berkembang pesat dalam empat dekade terakhir dalam struktur organisasi, jangkauan global, dan keterlibatan regionalnya,” kata analis Timur Tengah, Joe Macaron.

Pencapaian terbesar Hizbullah selama 40 tahun terakhir adalah perang gerilya melawan pasukan Israel, yang menduduki bagian selatan Lebanon.

Ketika tentara Israel terpaksa mundur pada Mei 2000—tanpa kesepakatan damai seperti yang dicapai dengan Mesir, Yordania, dan Palestina—kemenangan itu membawa pujian terhadap Hizbullah dari seluruh Timur Tengah.

Baca Juga: Hasil Liga Spanyol: Raih Poin Sempurna, Real Madrid Taklukkan Real Betis

"Siapa yang akan membayangkan bahwa musuh kita bisa dikalahkan?" Juru bicara utama Hizbullah Mohammed Afif mengatakan itu pada konferensi pers yang diadakan pada Juli 2022, untuk menandai peringatan HUT tersebut.

Tapi sejak penarikan mundur pasukan Israel, kontroversi atas Hizbullah terus berkembang karena perannya telah berubah.

Pada 2005, mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, politisi Sunni paling berpengaruh di negara itu pada saat itu, tewas dalam sebuah serangan bom truk besar di Beirut.

Pengadilan yang didukung PBB menuduh tiga anggota Hizbullah berada di balik pembunuhan itu. Hizbullah membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Derby Della Madonnina, AC Milan vs Inter Milan Berlangsung Seru di Babak Pertama

Hizbullah dipersalahkan atas pembunuhan lain yang terjadi setelahnya, sebagian besar menargetkan politisi Kristen dan Muslim Sunni, serta intelektual yang kritis terhadap kelompok tersebut. Hizbullah juga membantah tuduhan itu.

“Bahaya Hizbullah bagi Lebanon sangat besar,” kata jurnalis dan mantan menteri kabinet May Chidiac, yang kehilangan tangan dan kakinya dalam upaya pembunuhan tahun 2005 dengan bahan peledak yang ditempatkan di mobilnya.

Dia mengatakan, Hizbullah telah memperluas pengaruh Iran di Lebanon, “dan ini adalah rencana jangka panjang yang telah mereka kerjakan selama 40 tahun.”

Ditanya apakah Hizbullah yang harus disalahkan atas upaya pembunuhan itu, Chidiac berkata: “Tentu saja. Tidak ada keraguan tentang itu. Semua pembunuhan ini terkait.” ***

Berita Terkait