DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Jelang HUT RRI ke 77, Ini Sejarah Singkat Hari Radio Nasional

image
Jelang hut RRI ke 77

ORBITINDONESIA - Setiap tanggal 11 September, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Radio Nasional sekaligus kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI).

RRI berdiri pada 11 September 1945 setelah genap sebulan dari siaran Hoso Kyoku, radio milik Jepang resmi diberhentikan pada 19 Agustus 1945.

Dikutip OrbitIndonesia dari berbagai sumber bahwa masyarakat kala itu tidak lagi mengakses informarsi setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Usai GBK, Giliran Stadion Manahan Solo Ditinjau AFC Sebagai Venue Piala Asia 2023

Pada saat itu, kabar melalui radio-radio luar negeri bahwa tentara Inggris yang mengatasnamakan sekutu akan menduduki Jawa dan Sumatera.

Berdasarkan informasi tersebut, tentara Inggris dikabarkan akan melucuti tentara Jepang dan memelihara keamanan sampai pemerintahan Belanda dapat menjalankan kekuasaannya kembali di Indonesia.

Pihak sekutu sendiri ternyata masih mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia. Melalui radio-radio luar negeri diketahui bahwa kerajaan Belanda dikabarkan akan mendirikan pemerintahan benama Netherlands Indie Civil Administration (NICA).

Baca Juga: Harga BBM Naik, Yuk Gunakan Sepeda Biar Sehat, Hemat, dan Kaum Kapitalis Hancur

Dilansir dari Antara, kelahiran RRI tidak lepas dari diberhentikannya siaran radio Hoso Kyosu pada 19 Agustus 1945.

Ketika itu, rakyat Indonesia baru saja merdeka dari penjajahan sehingga belum terkonsolidasi dengan baik.

Kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 juga masih rentan.

Hal itu lantaran kabar dari radio-radio luar negeri yang menyebutkan bahwa Belanda akan kembali menduduki Indonesia.

Baca Juga: Imbang Lawan Palestina, Vietnam Tetap Diwaspadai Timnas Indonesia

Adanya hal tersebut membuat tokoh-tokoh yang pernah aktif di radio pada masa penjajahan Jepang menyadari bahwa radio merupakan alat yang diperlukan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk berkomunikasi dengan rakyat.

Wakil-wakil dari delapan bekas radio Hosu Kyoku kemudian mengadakan pertemuan bersama pemerintah di Jakarta pada 11 September 1945.

Pada 11 September 1945 pukul 17.00, delegasi radio sudah berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon dan diterima sekretaris negara.

Mereka adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.

Baca Juga: Anies Baswedan Menuju Lengser: Pidato Politiknya yang Pertama Singgung tentang Pribumi

Abdulrahman Saleh yang menjadi ketua delegasi menguraikan garis besar rencana pada pertemuan tersebut.

Salah satunya adalah usulan untuk mendirikan stasiun radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan rakyat.

Pertemuan itu akhirnya menghasilkan kesepakatan, yakni dibentuknya Radio Republik Indonesia (RRI) yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa.

Selanjutnya, delegasi radio juga menyepakati bahwa RRI dipersembahkan kepada Presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat.

Baca Juga: Bukan Grogi atau Deg Degan Tapi Ini Perasaan Tarra Budiman saat Menanti Kelahiran Anak Kedua

Para delegasi juga meminta agar semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdulrahman Saleh.

Akhirnya RRI resmi berdiri pada 11 September 1945 dengan ketua Abdulrahman Saleh. Kini di usianya yang ke-77, RRI sudah berkembang dengan memiliki 62 stasiun penyiaran, termasuk siaran luar negeri.

 

Berita Terkait