Peringati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Palo Alto Networks Mendorong Keamanan Siber Proaktif
ORBITINDONESIA.COM - Menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap bulan Agustus sebagai momen untuk merayakan inovasi dan kemandirian dalam bidang teknologi, penting bagi kita untuk menyadari pesatnya perkembangan Agentic AI di Indonesia.
Teknologi canggih ini melampaui model generatif tradisional dengan kemampuan untuk bernalar, merencanakan, dan menjalankan tindakan secara otonom guna mengotomatiskan berbagai tugas kompleks di lingkungan perusahaan seringkali tanpa pengawasan manusia secara langsung.
Meskipun 70 persen eksekutif yang disurvei dalam riset IBM 2024 menilai otonomi ini sebagai hal yang krusial, kemampuan Agentic AI untuk secara proaktif mengakses API, mengeksekusi kode, dan terus belajar juga menghadirkan risiko siber yang signifikan.
Agentic AI yang bekerja layaknya karyawan digital yang adaptif dengan teknologi ini ternyata menyimpan risiko besar. Independensi penuh sistem ini bisa membuat AI secara tidak sengaja mengakses data sensitif, berinteraksi dengan sistem tidak aman, atau dimanipulasi oleh peretas.
Kondisi ini makin mengkhawatirkan karena pengawasan IT yang minim, terutama di tengah pesatnya adopsi digital di Indonesia.
Perkembangan ini menjadi semakin relevan seiring dengan pesatnya digitalisasi di Indonesia, yang menjadikannya salah satu negara pengadopsi teknologi utama di Asia Tenggara. AI Generatif (Generative AI) dan sistem agentic (agentic systems) dengan cepat terintegrasi ke dalam industri seperti keuangan, manufaktur, dan pemerintahan, mengubah pola hidup dan cara bekerja masyarakat Indonesia.
Temuan ini diperkuat oleh studi Palo Alto Networks 2025 State of Generative AI menunjukkan preferensi pekerja indonesia pada platform platform dan aplikasi GenAI yang mendorong produktivitas.
Situasi ini semakin menegaskan besarnya tanggung jawab yang menyertai integrasi teknologi secara masif dalam berbagai aspek kehidupan. Adopsi yang luas ini juga menghadirkan risiko yang beragam, menegaskan pentingnya tanggung jawab penuh bersamaan dengan integrasi teknologi semacam ini.
Menyadari adanya peluang sekaligus risiko terkait hal tersebut, pemerintah Indonesia kini mengambil langkah-langkah proaktif. Dengan target kontribusi AI sebesar 366 miliar dolar AS terhadap PDB nasional pada tahun 2030, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menyusun Peraturan Presiden (Perpres).
Perpres ini akan menjadi rencana aksi konkret dalam mengimplementasikan Peta Jalan Nasional AI, sekaligus memperkuat tata kelola lintas sektor.
Langkah ini menekankan urgensi perlunya kerangka regulasi yang adaptif, yang tidak hanya mendukung perkembangan teknologi yang terus berubah dan kebutuhan lokal, tetapi juga memastikan kepercayaan publik di tengah transformasi digital yang terus berlangsung di Indonesia.***