Krisis Garam Amed: Di Antara Pariwisata dan Tradisi

ORBITINDONESIA.COM – Garam Amed, kebanggaan petani Bali, kini tersisih oleh geliat industri pariwisata yang membayangi tradisi turun-temurun.

Garam Amed baru saja mendapatkan sertifikasi Produk Indikasi Geografis, namun lahan produksinya terancam oleh pembangunan vila dan hotel di pesisir Amed.

Pertumbuhan pariwisata di Amed telah mengurangi jumlah petani garam dari 200 menjadi hanya 20 orang dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan lahan yang berubah fungsi, masa depan garam Amed tampak suram meski potensinya sebagai produk bernilai tinggi semakin diakui.

Kolaborasi antara petani, seniman, dan LSM seperti Mabesikan Project menunjukkan harapan baru untuk melestarikan lahan garam Amed. Namun, tanpa kebijakan tata ruang yang tegas, usaha ini mungkin tidak berkelanjutan.

Kehidupan tradisional dan industri pariwisata harus menemukan harmoni di Amed. Perlindungan lahan garam adalah kunci untuk menjaga warisan budaya ini tetap hidup. Jika tidak, tanah yang kaya akan tradisi ini mungkin hanya tinggal nama.

(Orbit dari berbagai sumber, 21 Agustus 2025)