Budaya Kerja di Amerika: Paradoks Produktivitas dan Kesejahteraan
ORBITINDONESIA.COM – Adam Chandler menyoroti bagaimana standar kerja di Amerika Serikat tidak hanya merusak kesejahteraan karyawan tetapi juga keberhasilan perusahaan.
Budaya kerja di Amerika Serikat sering kali dipenuhi mitos tentang pencapaian, produktivitas, dan kesetaraan. Salah satu mitos terbesar adalah Bootstraps Myth yang menyatakan bahwa siapa pun bisa sukses dengan kerja keras dan sedikit keberanian. Namun, ini mengaburkan kenyataan bahwa banyak hambatan struktural yang menghalangi kesuksesan.
Data menunjukkan bahwa 44% pekerja Amerika memiliki pekerjaan dengan upah rendah. Di sisi lain, meskipun kebijakan cuti yang dermawan dapat meningkatkan produktivitas dan loyalitas, banyak pekerja enggan mengambil cuti karena takut dianggap tidak loyal atau mudah digantikan. Gallup melaporkan biaya penggantian karyawan yang meninggalkan pekerjaan dapat mencapai $1 triliun setiap tahun di AS.
Budaya kerja yang terlalu fokus pada jam kerja panjang dan mengabaikan kesejahteraan karyawan sebenarnya merugikan produktivitas jangka panjang dan stabilitas perusahaan. Mendorong pekerja untuk mengambil waktu istirahat dapat meningkatkan kreativitas dan kesehatan mental, yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan itu sendiri.
Mengubah budaya kerja agar lebih manusiawi bukanlah sekadar masalah kebijakan, tetapi sebuah keharusan sosial. Apakah kita siap untuk menghadapi kenyataan ini dan mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaiki kesejahteraan kolektif kita?
(Orbit dari berbagai sumber, 21 Agustus 2025)