Penerbangan Hijau Perdana: Pelita Air Jakarta-Bali (12 Kata)
ORBITINDONESIA.COM – Penerbangan Jakarta-Bali oleh Pelita Air menandai era baru dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Emisi karbon dari industri penerbangan menjadi salah satu kontributor utama perubahan iklim global. Berbagai maskapai di dunia berlomba mencari solusi untuk mengurangi jejak karbon mereka. Pelita Air memulai langkah ini dengan penerbangan Jakarta-Bali, mengusung inovasi bahan bakar berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) menjanjikan pengurangan emisi hingga 80%. Menurut laporan International Air Transport Association (IATA), adopsi SAF dapat menjadi game-changer dalam upaya menurunkan emisi global. Namun, tantangan terbesar adalah biaya produksi dan distribusi yang masih tinggi, serta ketersediaan yang terbatas di pasar.
Langkah Pelita Air bisa menjadi katalis perubahan dalam industri penerbangan tanah air. Namun, adopsi teknologi hijau memerlukan dukungan regulasi dan insentif pemerintah. Tanpa ini, pelopor seperti Pelita Air akan sulit mempertahankan inisiatifnya. Ini mengundang pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur dan komitmen investor dalam mendukung transformasi energi hijau di sektor transportasi udara.
Penerbangan hijau Pelita Air adalah langkah kecil namun signifikan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Pertanyaannya, apakah langkah ini dapat menginspirasi transformasi yang lebih luas di industri penerbangan? Hanya waktu yang akan menjawab, namun yang pasti, inovasi ini memberi harapan baru bagi generasi mendatang.
(Orbit dari berbagai sumber, 22 Agustus 2025)