Walmart Menghadapi Tekanan Saham Meski Prospek Positif

ORBITINDONESIA.COM – Harga saham Walmart turun lebih dari 4% setelah laporan laba kuartal kedua fiskal 2026 di bawah ekspektasi. Penurunan ini menyoroti tantangan yang dihadapi raksasa ritel dalam memenuhi harapan pasar.

Walmart, perusahaan berbasis di Bentonville, Arkansas, melaporkan laba per saham yang disesuaikan sebesar $0.68, di bawah ekspektasi analis sebesar $0.73. Meski pendapatan meningkat hampir 5% menjadi $177.40 miliar, saham perusahaan tetap melemah.

Pertumbuhan penjualan di AS mencapai 4.3%, melampaui proyeksi 4.1%, sementara penjualan eCommerce global naik 25%. Namun, pendapatan operasional turun lebih dari 8% akibat biaya hukum dan restrukturisasi. CFO John David Rainey juga menyoroti kenaikan biaya akibat tarif.

Meski ada tekanan jangka pendek, Walmart menaikkan proyeksi pendapatan dan laba per saham tahun fiskal 2026. Para analis JPMorgan melihat laporan ini tidak mengubah pandangan positif secara mendasar terhadap saham Walmart.

Penurunan saham Walmart menunjukkan volatilitas pasar meski prospek positif. Apakah Walmart dapat terus mengatasi tantangan biaya dan hukum untuk mempertahankan pertumbuhan? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab di masa depan.

(Orbit dari berbagai sumber, 22 Agustus 2025)