Penurunan BI Rate: Dampak pada Saham dan Likuiditas Bank
ORBITINDONESIA.COM – Penurunan BI Rate sebesar 25 bps ke level 5% menjadi sorotan utama bagi sektor perbankan Indonesia. Langkah ini berpotensi menurunkan biaya dana dan menguntungkan saham bank besar.
Sepanjang 2025, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate sebanyak empat kali. Kebijakan ini dilakukan untuk memberikan ruang pelonggaran dalam sistem perbankan. Meski suku bunga deposito stabil, langkah ini diharapkan menurunkan biaya pendanaan.
Analis dari BRI Danareksa Sekuritas menyebut bahwa penurunan suku bunga LPS bisa mendukung CoF bank. Hal ini memberi fleksibilitas bagi bank untuk menurunkan harga deposito. Namun, target pajak 2026 dapat menjadi ancaman bagi permintaan kredit dan NPL.
Kebijakan BI menurunkan suku bunga dapat dianggap strategis, namun tantangan tetap ada. Aliran dana ke pemerintah dapat menekan likuiditas dan memaksa bank menaikkan bunga deposito. Rumah tangga dan UMKM mungkin terpengaruh dalam hal pembiayaan.
Langkah BI merupakan upaya menstimulasi ekonomi, tetapi risiko likuiditas dan permintaan kredit tetap ada. Apakah strategi ini akan berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau justru menambah beban sektor swasta? Waktu yang akan menjawabnya.
(Orbit dari berbagai sumber, 22 Agustus 2025)