DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Inilah Awal Mula Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Profesor Quraish Shihab

image
Profesor Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa ikhwal Maulid Nabi Muhammad berkaitan dengan momen kelahiran Rasulullah SAW.

ORBITINDONESIA – Awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tentu berkaitan erat dengan momen Kelahiran Rasulullah SAW pada 12 Rabi'ul Awal tahun 570 Masehi.

Sebagai seorang Muslim di Indonesia, tentu kita sudah sering kali mendengar atau bahkan mengikuti acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Profesor Muhammad Quraish Shihab, ada dua jawaban yang bisa menjelaskan perihal awal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Kisah Nabi Nuh dan Terciptanya Danau Takengon, Negeri di Atas Awan

Pertama, ketika nabi bersyukur atas kelahirannya kepada Allah SWT. Rasa syukur itu dilakukannya dengan cara berpuasa pada hari Senin.

"Dalam (riwayat hadits) Shahih Muslim oleh sahabat Nabi ditanya, kenapa Nabi berpuasa pada hari senin? Beliau (nabi) menjawab, itulah hari dimana aku lahir," ujar Quraish Shihab seperti dikutip OrbitIndonesia dari NU Online, Selasa, 27 September 2022.

Kedua, merujuk pada apa yang dilakukan Abu Lahab, kakek dari Nabi Muhammad SAW yang bergembira menyambut kelahiran cucunya bahkan hingga memerdekakan seorang budaknya.

Baca Juga: Doa Nabi Ayyub Ketika Didera Sakit dan Tidak Pernah Berputus Asa Ketika Diberi Cobaan

“Al-Abbas paman nabi menceritakan bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab mengatakan keadaannya, 'saya seperti yang engkau lihat tersiksa, tetapi setiap hari Senin Allah meringankan siksanya kepadaku karena aku bergembira kelahiran Nabi Muhammad," ucap Quraish Shihab mengisahkan.

Namun, peringatan maulid nabi yang semarak dengan aneka hiasan baru terjadi pada zaman Dinasti Abbasiyah di zaman Khalifah Al-Hakim Bilah.

Pada masa tersebut, peringatan maulid nabi dilakukan bersama permaisuri, aneka hiasan, dan lengkap dengan pakaian yang serba indah.

Baca Juga: Benarkah Ratu Elizabeth Keturunan Nabi Muhammad?

"Dari sini kemudian sampai sekarang di Mesir hal itu diperingati dalam bentuk membuat boneka-boneka dari manisan," ujar ayah dari presenter Najwa Shihab ini.

"Di situ digambarkan permaisuri dengan pakaian putihnya, ada khalifah dengan naik kuda sebagai bentuk kesyukuran, peringatan mendidik anak-anak mencintai rasul ini kemudian berkembang di mana-mana," ucap Quraish menjelaskan.

Peringatan dan perayaan Maulid Nabi yang berkembang hingga hari ini, lanjut dia, baik antara komunitas Muslim di satu tempat dengan yang lainnya mempunyai cara yang berbeda dalam merayakannya.

Baca Juga: Inilah Kunci Doa Nabi Sulaiman Ketika Mendapatkan Harta yang Berlimpah Pemberian Allah

“Di Sulawesi Selatan misalnya. Maulid Nabi dirayakan dengan membuat lampu-lampu dari simpron kemudian dihias dengan aneka aksesoris,” ucap Profesor kelahiran Sidenreng Rappang 77 tahun, lalu itu.

“Memang Allah memerintahkan qul wabifadlillahi wabirohmati fabidzalika falyafrahu wa khairum mimma yajma’un. Berkat rahmat Allah, berkat anugerah Allah hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik. Ini yang dijadikan dasar dan dalil para ulama untuk merayakan Maulid (Nabi),” kata penulis buku Membumikan Al-Qur’an itu.***

Berita Terkait