Belajar Menentukan Jalan Sukses yang Benar: Buku "Mendaki Tangga yang Salah" karya Eric Barker

ORBITINDONESIA.COM - Buku Mendaki Tangga yang Salah karya Eric Barker adalah ajakan untuk berhenti sejenak dan menilai ulang apa arti kesuksesan.

Banyak orang menghabiskan hidup dengan tekun, bekerja keras, mengejar prestasi, dan berkompetisi tanpa henti.

Namun pada akhirnya, mereka justru sampai di puncak yang tidak membawa kebahagiaan.

Barker menyebut fenomena ini sebagai “mendaki tangga yang salah”: kita bisa saja berhasil, tetapi pada sesuatu yang tidak benar-benar penting bagi kita.

Pesan utama buku ini adalah pentingnya mendefinisikan sendiri arti sukses.

Barker menolak definisi tunggal yang ditentukan oleh masyarakat—jabatan tinggi, kekayaan, atau popularitas. Menurutnya, kesuksesan seharusnya selaras dengan nilai, minat, dan tujuan hidup kita sendiri.

Jika tidak, pencapaian apa pun akan terasa hampa. Buku ini seolah menantang pembaca: apakah benar tangga yang sedang kita panjat adalah milik kita, atau hanya milik orang lain yang kita ikuti tanpa sadar?

Barker menggunakan pendekatan yang ringan tetapi berbasis riset. Ia mengutip berbagai penelitian psikologi, kisah nyata tokoh terkenal, hingga refleksi pribadi.

Dengan cara ini, ia menunjukkan bahwa banyak keyakinan populer tentang kesuksesan justru menyesatkan. Misalnya, kerja keras tanpa arah jelas bisa membawa kelelahan, bukan kebahagiaan.

Ambisi yang tidak terkendali bisa membuat kita kehilangan relasi, kesehatan, bahkan identitas diri.

Salah satu bagian menarik adalah ketika Barker menekankan pentingnya kesadaran diri.

Ia menulis bahwa orang yang paling bahagia bukanlah mereka yang memiliki segalanya, tetapi mereka yang tahu apa yang penting dan fokus pada hal itu.

Dengan kata lain, keberhasilan sejati bukanlah soal seberapa tinggi kita mendaki, melainkan seberapa tepat tangga yang kita pilih sejak awal.

Barker juga menyoroti jebakan perbandingan sosial. Media sosial membuat kita terus membandingkan diri dengan orang lain, sehingga standar sukses kita sering terdistorsi.

Padahal, hidup bukanlah perlombaan serentak. Dengan humor khasnya, Barker mengingatkan bahwa mengejar standar orang lain hanya akan membuat kita letih tanpa arah.

Yang lebih penting adalah menemukan definisi pribadi tentang apa yang membuat hidup kita bermakna.

Selain itu, Barker mendorong pembaca untuk berani melakukan koreksi arah. Tidak ada yang salah dengan berhenti, menilai ulang, lalu memutuskan untuk berpindah tangga.

Ia menegaskan bahwa perubahan bukan tanda kegagalan, melainkan keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Dalam dunia yang serba cepat, kemampuan untuk mengoreksi jalur justru lebih penting daripada sekadar konsistensi buta.

Kekuatan buku ini ada pada gaya Barker yang segar, jujur, dan mudah dipahami. Ia tidak menggurui, melainkan menemani pembaca dengan humor, cerita, dan data yang relevan.

Membacanya seperti bercakap dengan teman bijak yang memberi nasihat penuh canda, tetapi tetap menusuk ke inti persoalan.

Mendaki Tangga yang Salah adalah buku yang penting bagi siapa saja yang merasa lelah mengejar sesuatu, tetapi belum yakin apakah itu benar-benar miliknya.

Ia mengingatkan kita bahwa kesuksesan bukan tentang seberapa tinggi tangga yang kita daki, melainkan seberapa benar arah tangga itu membawa kita.***