Kesepakatan Pertahanan AS-Qatar Menyusul Serangan Israel di Doha

ORBITINDONESIA.COM – Serangan Israel terhadap pemimpin politik Hamas di Doha memicu reaksi keras dan mendorong AS serta Qatar untuk mempercepat kesepakatan pertahanan yang diperbarui.

Qatar dan AS hampir menyelesaikan kesepakatan kerjasama pertahanan yang lebih kuat setelah serangan Israel di Doha. Serangan ini terjadi di tengah peran Qatar sebagai tuan rumah basis militer AS terbesar di Timur Tengah dan mediator gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Serangan Israel di Doha mempercepat kebutuhan akan perjanjian pertahanan strategis antara Qatar dan AS. Meskipun Presiden Trump mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap tindakan Israel, peran Qatar sebagai mediator dinilai vital dalam mencapai gencatan senjata di Gaza.

Ketegangan ini menyoroti posisi krusial Qatar di Timur Tengah, terutama dalam diplomasi regional. Meskipun diserang, Qatar tetap berkomitmen untuk mediasi, yang menunjukkan kekuatan diplomatiknya dalam menjaga stabilitas kawasan.

Ketegangan geopolitik ini mengundang refleksi mengenai peran negara-negara kecil dalam diplomasi internasional. Akankah Qatar mampu menavigasi tekanan ini dan mempertahankan perdamaian? Atau, apakah ini akan memicu dinamika baru di Timur Tengah?

(Orbit dari berbagai sumber, 17 September 2025)