Never Get Angry Again: Menemukan Ketenangan di Dunia yang Memicu Amarah
ORBITINDONESIA.COM - Buku Never Get Angry Again karya David J. Lieberman, menawarkan sebuah pendekatan yang segar dalam memahami dan mengelola emosi marah, bukan hanya dengan teknik meredamnya, tetapi juga dengan menelusuri akar terdalam dari kemunculannya.
Lieberman menekankan bahwa kemarahan sejatinya bukan masalah emosional semata, melainkan refleksi dari cara kita memandang diri sendiri, orang lain, dan dunia.
Menariknya, ia menyatakan bahwa kemarahan sering lahir dari rasa tidak aman, keinginan mengontrol, serta ilusi tentang bagaimana hal-hal seharusnya terjadi.
Dengan gaya bahasa yang lugas, ia menuntun pembaca untuk melihat bahwa marah adalah pilihan, bukan sesuatu yang tak terkendali.
Salah satu gagasan kunci dalam buku ini adalah bahwa kemarahan tidak pernah benar-benar memberi kita solusi, melainkan hanya memindahkan rasa sakit batin ke luar diri dalam bentuk ledakan emosional.
Lieberman membongkar mitos populer bahwa melampiaskan amarah bisa menenangkan, justru sebaliknya—semakin marah, semakin jauh kita dari ketenangan batin.
Di sinilah pentingnya mengubah sudut pandang: kita tidak bisa mengontrol orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita merespons mereka.
Buku ini mengajarkan bahwa ketenangan batin lahir ketika kita mampu menerima realitas apa adanya tanpa harus menjadikannya ajang pembuktian ego.
Bagian yang paling menarik adalah saat Lieberman mengajak pembaca untuk menelusuri hubungan antara marah dan harga diri.
Ia menunjukkan bahwa orang dengan rasa percaya diri yang kokoh lebih jarang marah, sebab mereka tidak merasa terancam oleh perbedaan, kritik, atau kegagalan.
Sebaliknya, mereka yang rapuh dalam harga diri lebih mudah tersulut karena setiap gesekan terasa sebagai ancaman.
Pandangan ini menantang cara konvensional yang seringkali hanya menawarkan teknik pernapasan atau hitung sampai sepuluh, karena Lieberman justru mengajak masuk lebih dalam, ke level kesadaran diri.
Lebih jauh, buku ini juga menguraikan bagaimana latihan kesadaran, empati, dan kerendahan hati dapat menjadi fondasi untuk mengurangi kemarahan secara permanen.
Lieberman mendorong pembaca untuk bertanya pada diri sendiri: apakah amarah ini benar-benar perlu, atau hanya cerminan dari luka batin yang belum selesai? Pertanyaan sederhana namun tajam ini menjadi titik balik dalam cara kita menghadapi konflik sehari-hari.
Never Get Angry Again bukan sekadar panduan pengendalian emosi, melainkan undangan untuk hidup dengan keutuhan batin.
Lieberman menutup dengan pesan bahwa ketenangan dan kedewasaan emosional bukan hasil dari menekan perasaan, melainkan dari keberanian untuk jujur melihat diri sendiri.
Dengan pendekatan psikologis yang praktis sekaligus filosofis, buku ini memberikan pencerahan bahwa jalan menuju kehidupan yang damai bukan dengan melawan amarah, melainkan dengan melampauinya melalui pemahaman diri yang utuh.***