Kontroversi Bad Bunny di Super Bowl: Apakah Layak?
ORBITINDONESIA.COM – Danica Patrick mengkritik keputusan NFL memilih Bad Bunny untuk tampil di Super Bowl, menyebut lagu-lagu non-Inggris tidak pantas di acara tersebut.
Danica Patrick, mantan pembalap mobil, menyampaikan keberatannya terhadap penampilan Bad Bunny di acara Super Bowl. Bad Bunny, rapper asal Puerto Rico, telah diumumkan sebagai pengisi acara halftime show tahun 2026. Patrick mengekspresikan pandangannya di media sosial, menyoroti pentingnya bahasa Inggris dalam acara televisi Amerika yang paling dinantikan.
Keputusan memilih Bad Bunny memicu perdebatan tentang identitas budaya dan representasi di panggung global. Bad Bunny dikenal karena kemampuannya menjembatani berbagai genre dan bahasa, menciptakan daya tarik universal. Di sisi lain, Patrick mempertanyakan relevansi musik non-Inggris di acara nasional, mencerminkan ketegangan antara tradisi dan inklusivitas.
Pendukung Bad Bunny melihatnya sebagai simbol kebangkitan budaya Latin di Amerika. Jon Barker dari NFL menyebut Bad Bunny sebagai representasi energi global. Namun, kritik seperti Patrick berpendapat bahwa acara seperti Super Bowl harus mempertahankan elemen tradisionalnya, termasuk penggunaan bahasa Inggris.
Debat ini menantang kita untuk memikirkan kembali makna inklusivitas di acara budaya besar. Apakah Super Bowl harus beradaptasi dengan perubahan demografis dan globalisasi? Atau tetap berpegang pada akar tradisionalnya? Pertanyaan ini mencerminkan perjalanan Amerika dalam merangkul keragaman budaya yang semakin kompleks.