Mahkamah Agung di Tengah Ujian Besar Kebijakan Pemerintahan Trump

ORBITINDONESIA.COM – Ketika para hakim Mahkamah Agung berkumpul kembali di bangku mahoni mereka, mereka menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kebijakan pemerintah Trump yang kontroversial.

Setiap Oktober, Mahkamah Agung kembali bekerja setelah istirahat selama tiga bulan. Namun, tahun ini, liburan musim panas mereka diisi dengan permintaan darurat dari pemerintahan Trump yang memicu perpecahan ideologis di pengadilan. Agenda Presiden Trump mendominasi kalender mereka, dengan kasus-kasus penting yang akan menentukan batas kekuasaan presiden.

Sejak menjabat, Trump sering mendapat dukungan dari mayoritas konservatif di Mahkamah Agung. Namun, keputusan-keputusan ini kebanyakan bersifat sementara dan tidak merinci alasan di baliknya. Kali ini, Mahkamah Agung akan memberikan keputusan akhir tentang legalitas kebijakan kontroversial Trump, yang mencakup tarif perdagangan, kontrol atas agensi independen, dan hak untuk memecat anggota Dewan Federal Reserve.

Pengacara Deepak Gupta menyatakan bahwa ini adalah ujian besar kekuasaan presiden yang jarang terjadi. Dengan berbagai kasus yang menantang batas otoritas eksekutif, kita akan melihat apakah Mahkamah Agung akan mengambil sikap tegas terhadap Trump. Beberapa pakar hukum percaya bahwa ini adalah kesempatan untuk menilai apakah Mahkamah Agung berani mengatakan tidak kepada presiden.

Mahkamah Agung, di bawah kepemimpinan John G. Roberts Jr., menghadapi momen penting dalam sejarahnya. Apakah mereka akan mengikuti jejak John Marshall yang menghindari konfrontasi langsung dengan presiden, atau akan menghadapi tantangan ini dengan tegas? Keputusan mereka akan menentukan masa depan kebijakan eksekutif dan bisa membentuk kembali batas-batas kekuasaan presiden di Amerika Serikat.

(Orbit dari berbagai sumber, 7 Oktober 2025)