Pondok Pesantren Tua: Antara Warisan dan Risiko

ORBITINDONESIA.COM – Keberadaan Pondok Pesantren Al Khoziny yang telah berusia 125 tahun di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah bangunannya roboh, mengungkap persoalan perencanaan yang selama ini terabaikan.

Bangunan pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1915 ini tidak mengalami perencanaan pembangunan yang memadai. Faktor anggaran, usia bangunan, dan independensi pesantren menjadi kendala utama dalam menjaga kelestariannya.

Menurut Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, keterbatasan anggaran menyebabkan pesantren sering menggunakan cara tambal sulam. Usia bangunan yang sangat tua juga memerlukan evaluasi mendalam untuk menghindari risiko serupa di masa depan.

Pertanyaan kritis muncul, mengapa independensi menjadi penghalang? Pesantren perlu beradaptasi dan terbuka terhadap koordinasi perbaikan infrastruktur. Ini bukan hanya tentang menjaga warisan, tapi juga keselamatan penghuni.

Pemerintah, di bawah arahan Menag dan Menko PM, berkomitmen untuk menyelamatkan pesantren tua. Ini adalah langkah penting, namun perenungan akhir perlu dilakukan: bagaimana mengintegrasikan nilai tradisi dengan kebutuhan modernisasi tanpa mengorbankan identitas? (Orbit dari berbagai sumber, 8 Oktober 2025)