Krisis Politik Perancis: Tekanan Mundur Macron Semakin Kuat

ORBITINDONESIA.COM – Emmanuel Macron menghadapi ujian terberat dalam karier politiknya sebagai Presiden Perancis di tengah desakan mundur dari sekutu lamanya.

Presiden Perancis Emmanuel Macron kini berada dalam tekanan besar setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu mengundurkan diri mendadak. Kondisi ini menambah kerumitan dalam krisis politik terburuk sejak ia menjabat pada 2017. Tekanan untuk segera mengatasi kebuntuan politik datang dari berbagai pihak, termasuk mantan sekutunya.

Langkah Macron yang memutuskan pemilu legislatif pada 2024 justru memperburuk situasi, menghasilkan parlemen yang terpecah dan memperkuat posisi sayap kanan. Marine Le Pen melihat tahun 2027 sebagai peluang terbaik merebut kekuasaan. Mantan PM Edouard Philippe menyarankan pemilu presiden dimajukan setelah rancangan anggaran disahkan. Ini menjadi tantangan besar bagi Macron yang harus memilih antara menunjuk perdana menteri baru atau membubarkan parlemen.

Macron dihadapkan pada dilema besar: mencari kompromi untuk menjaga stabilitas atau mengambil langkah drastis dengan mengadakan pemilu baru. Desakan dari Marine Le Pen dan partai sayap kanan semakin menambah tekanan. Gambar Macron berjalan sendirian di tepi Sungai Seine memperlihatkan keterasingannya di dalam negeri, meskipun di panggung internasional ia aktif dalam isu-isu global.

Krisis politik yang melanda Perancis ini memaksa kita untuk merenungkan bagaimana kepemimpinan harus dijalankan dalam situasi penuh tekanan dan ketidakpastian. Akankah Macron mampu menemukan jalan keluar yang damai dan bermartabat? Atau, apakah ini saatnya bagi Perancis untuk mencari kepemimpinan baru? (Orbit dari berbagai sumber, 9 Oktober 2025)