Puncak Hujan Meteor Draconid: Spektakuler Namun Tertantang Cahaya Bulan

ORBITINDONESIA.COM – Hujan meteor Draconid mencapai puncaknya malam ini, menjanjikan pertunjukan cahaya alami yang spektakuler saat sejumlah meteor melintas di langit malam Oktober yang diterangi bulan.

Setiap tahun, hujan meteor Draconid terjadi ketika Bumi melintasi jejak puing-puing yang ditinggalkan oleh komet 21P/Giacobini-Zinner. Fenomena ini aktif dalam jangka waktu singkat dari tanggal 6 hingga 10 Oktober, dengan puncaknya saat Bumi melewati bagian terpadat dari jejak puing pada pukul 19:00 GMT tanggal 8 Oktober.

Di bawah kondisi ideal, hingga 10 bintang jatuh dapat terlihat setiap jam. Namun, cahaya bulan yang mencapai 93% kecerahan akan mempersulit pengamatan meteor yang lebih redup. Meteor Draconid tampak berasal dari dekat kepala konstelasi Draco, yang terletak di atas rasi bintang Big Dipper di langit barat laut setelah matahari terbenam di pertengahan Oktober.

Waktu terbaik untuk berburu Draconid adalah saat matahari terbenam pada tanggal 8 Oktober, ketika radian hujan meteor berada di titik tertinggi di langit malam. Untuk memaksimalkan peluang menangkap meteor dengan ekor terpanjang, perhatikan area langit sekitar 40 derajat di atas radian. Teknik ini bisa membantu para pengamat langit meski bulan sedang terang.

Menangkap gambar Draconid yang bergerak cepat bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan panduan pengaturan kamera dan praktik terbaik, kesempatan untuk memotret bintang jatuh tetap terbuka. Momen seperti ini mengingatkan kita akan betapa luas dan menakjubkannya alam semesta yang kita huni.

(Orbit dari berbagai sumber, 9 Oktober 2025)