Serangan Udara Myanmar: Tragedi Thadingyut dan Krisis Kemanusiaan

ORBITINDONESIA.COM – Serangan udara militer Myanmar menewaskan 40 orang saat festival Thadingyut, memicu kecaman internasional terhadap tindakan brutal ini.

Serangan ini terjadi di tengah perayaan Thadingyut, festival lampion yang melambangkan kedamaian. Namun, di Myanmar, kedamaian tampak semakin jauh dari jangkauan. Konflik bersenjata antara militer dan kelompok etnis terus menelan korban jiwa dan menghancurkan kehidupan warga sipil.

Amnesty International mengecam keras serangan ini, menyoroti pola kekerasan yang terus berulang di Myanmar. Data menunjukkan peningkatan serangan terhadap warga sipil sejak kudeta militer 2021. Masyarakat internasional terus menyerukan intervensi, namun respons efektif masih belum terlihat.

Tragedi ini menunjukkan bahwa perayaan tradisional pun kini tidak aman dari kekerasan militer. Opini publik internasional menekan PBB untuk bertindak lebih tegas terhadap rezim Myanmar. Namun, keterbatasan aksi diplomatik sering kali membuat upaya ini tidak membuahkan hasil nyata.

Tragedi di Thadingyut ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas global dalam menghadapi pelanggaran HAM. Apakah dunia akan terus menyaksikan kekerasan ini tanpa tindakan? Atau akankah kita melihat langkah nyata untuk mengakhiri penderitaan rakyat Myanmar?