DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hari Santri, Kisah Hasyim Asy’ari dan Sejarah Resolusi Jihad

image
Ilustrasi, Hari Santri yang tidak jauh dari peran Kiai Hasyim Asy'ari dalam kemerdekaan Indonesia

 

ORBITINDONESIA- Setiap tanggal 22 Oktober tiap tahunnya, umat muslim khususnya warga Nahdliyin memperingati Hari Santri Nasional yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 pada 15 Oktober.


Penetapan ini sekaligus menjadi supremasi para santri dan ulama pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Peringatan ini merujuk pada Fatwa dan Resolusi Jihad Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Okobter 1945 ketika berupaya keras menghalau penjajahan kembali oleh Belanda hingga terbentuklah Laskar Hizbullah.

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Simak 5 Tips agar Santri Betah Tinggal di Pondokan, Salah Satunya Jangan Suka Menyendiri

Berawal dari pasca kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 dimana upaya kolonialisme masih tetap ada, oleh karena para ulama pesantren mempersiapkan diri jauh-jauh hari untuk berjaga-jaga bila suatu saat terjadi perang senjata ketika Jepang menyerang sekutu (Belanda)

Ketika tentara Jepang kalah dalam perang melawan sekutu, pendudukan Jepang di Indonesia mulai goyang, Jepang pun berusaha mempertahankan kekuatannya kiadengan cara melatih pemuda Indonesia khususnya santri secara militer untuk berperang melawan sekutu.

Saat itu pun Jepang putuskan untuk sampaikan gagasan tersebut kepada Kiai Hasyim Asy’ari yang kala itu menjabat sebagai Ketua Jawatan Agama mengingat keduanya memiliki kesepakatan diplomatic.

Baca Juga: Simak Pelaksanaan Hari Santri Nasional 2022, Lengkap dengan Jadwal Upacara, Lagu, dan Logo

Namun penyampaian gagasan tersebut diwakilkan kepada anaknya yaitu KH. Abdul Wahid Hasyim yang tak lain tak bukan ayah dari Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Setelah menimbang gagasan dari militer Jepang, Kiai Hasyim pun setuju dengan gagasan tersebut dengan catatan, pemuda yang dilatih secara militer itdak boleh masuk dalam barisan Jepang dan harus berdiri sendiri. Kiai Hasyim pun memberikan nama kelompok pemuda itu sebagai Laskar Hizbullah.

Banyak orang kala itu menganggap keputusan Kiai Hasyim yang setuju santri dilatih secara militer sebagai bentuk ketundukkan dirinya terhadap Jepang namun itu hanyalah strategis dalam mempersiapkan para pemuda ini untuk melawan agresi penjajah di kemudian hari.

Baca Juga: Ternyata Logo Hari Santri Nasional 2022 mengandung 6 Filosofi, Begini Maknanya

Apa yang dipikirkan oleh Kiai Hasyim benar adanya, Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia bersiap hadapi agresi Belanda II, Laskar Hizbullah pun siap untuk berperang melawan sekutu karena sudah dibekali pelatihan militer oleh Jepang.

Berkumpulah perwakialan cabang NU di seluruh Jawa dan Madura di Surabay dan mereka bulatkan tekad bahwa perjuangan kemerdekaan sebagai jihad (perang suci), dan tanggal 22 Oktober 1945 lahirlah yang dikenal sebagai Resolusi Jihad.

Dan Resolusi Jihad ini pendorong keterlibatan santri dan jamaah NU dalam pertempuran 10 November 1945 yang dikenal sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal SD Kelas 1 Semester 1 Tema 5 Pilihan Ganda dan Isian Singkat

Pasca peristiwa pertempuran 10 November 1945, Resolusi Jihad NU terus disuarakan, bahkan Kiai Hasym Asy’ari kembali gelorakan semangat jihad di hadapan para peserta muktamar ke-16 Nahdlatul Ulama pada 26-28 Maret 1946 di Purwokerto, Jawa Tengah

“Tidak akan tercapai kemuliaan Islam dan kebangkitan syariatnya di dalam negeri-negeri jajahan,” kata Kiai Hasyim Asy’ari ***

Berita Terkait