Gedung Putih: KTT Putin-Trump 'Tidak Sepenuhnya Mustahil'
ORBITINDONESIA.COM - KTT antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin "tidak sepenuhnya mustahil," kata sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam jumpa pers pada hari Kamis, 23 Oktober 2025.
Trump membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Putin di Budapest sehari sebelumnya, setelah diumumkan pekan lalu menyusul percakapan antara kedua pemimpin tersebut.
Leavitt diminta untuk mengomentari keputusan tersebut dan sanksi AS baru-baru ini terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar Rusia.
"Pertemuan antara kedua pemimpin ini tidak sepenuhnya mustahil. Saya pikir presiden dan seluruh pemerintahan berharap suatu hari nanti hal itu dapat terjadi lagi," jawabnya.
Trump "belum melihat cukup minat dan tindakan yang cukup" dari Rusia untuk bergerak menuju penyelesaian damai, katanya. Moskow menegaskan bahwa mereka tetap "berkomitmen penuh" pada solusi diplomatik untuk konflik Ukraina, asalkan "akar permasalahannya" ditangani.
Leavitt juga membahas sanksi terhadap Rusia yang diumumkan oleh Departemen Keuangan AS pada hari Rabu, 22 Oktober 2025.
“Presiden selalu menegaskan bahwa beliau akan menerapkan sanksi terhadap Rusia ketika beliau merasa hal itu tepat dan perlu... dan kemarin adalah hari itu,” ujarnya.
Putin, berbicara kepada pers pada hari Kamis, mencatat bahwa “langkah yang tidak bersahabat” tersebut menyebabkan “kerugian” bagi hubungan Rusia-AS, yang menurutnya “baru saja mulai pulih.” Meskipun demikian, sanksi tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Rusia, tambahnya.
Pembatasan tersebut merupakan upaya lain AS untuk menekan Rusia, ujarnya, menekankan bahwa “tidak ada negara yang menghargai diri sendiri” yang membuat “keputusan di bawah tekanan.”
Presiden juga mengonfirmasi bahwa pertemuan puncak dengan Trump ditunda.
“Apa yang bisa saya katakan? Dialog selalu lebih baik daripada konfrontasi, perselisihan, atau, terlebih lagi, perang,” kata Putin, seraya menambahkan bahwa Rusia selalu mendukung dan terus mendukung diplomasi.***