Progres Pengadaan Kapal Fregat Belharra untuk Indonesia Belum Sampai Tahap Kontrak Resmi

ORBITINDONESIA.COM - Berdasarkan informasi terkini hingga akhir November 2025, pengadaan kapal fregat kelas Belharra (juga dikenal sebagai Frégate de Défense et d'Intervention atau FDI) untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) masih berada pada tahap penawaran dan kolaborasi awal, tanpa kontrak pengadaan resmi yang telah ditandatangani.

Proyek ini merupakan bagian dari upaya modernisasi armada TNI AL untuk memperkuat pertahanan maritim di kawasan Indo-Pasifik, terutama menghadapi dinamika geopolitik di Laut China Selatan.

Pada Tahun 2020 Naval Group (perusahaan galangan kapal Prancis) mendaftarkan paten desain fregat Belharra di Indonesia, menandakan minat ekspor awal.

Kapal ini dirancang sebagai fregat multi-misi dengan kemampuan pertahanan udara, anti-kapal selam, dan perang elektronik, berbobot sekitar 4.500 ton, panjang 122 meter, dan kecepatan hingga 27 knot. Spesifikasinya termasuk radar AESA Thales Sea Fire (deteksi hingga 400 km) dan sonar Kingklip untuk anti-submarine warfare.

Kemudian pada Mei 2024 Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyatakan bahwa fregat FDI Belharra menjadi opsi potensial untuk melengkapi armada TNI AL. Hal ini disampaikan setelah kunjungan ke Naval Group di Prancis, di mana paparan diberikan mengenai tahap pembangunan dari desain hingga finishing.

Kunjungan ini juga melibatkan pemaparan di kapal FREMM Bretagne (D655) yang bersandar di Tanjung Priok, Jakarta, untuk memasarkan kemampuan Belharra. Naval Group menekankan bahwa kapal ini "ITAR-free" (bebas restriksi ekspor AS) dan bisa dikirim dalam 36 bulan jika produksi pertama di Prancis.

Di bulan Juni 2024: PT PAL Indonesia (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) strategis dengan Naval Group untuk pengembangan fregat multi-misi Belharra.

MoU ini mencakup Transfer of Technology penuh untuk desain kapal, teknologi tinggi (seperti manajemen digital pembangunan), dan produksi lokal.

Potensi pembangunan kapal di galangan PT PAL Surabaya, mirip dengan proyek kapal selam Scorpene Evolved yang sudah berjalan.

Dengan tujuan meningkatkan kapabilitas PT PAL bersaing di pasar global dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Prancis di sektor pertahanan.

MoU ini dibangun atas kontrak sebelumnya untuk dua kapal selam Scorpene, menunjukkan komitmen jangka panjang.

Selanjutnya di bulan Mei 2025 Media Prancis melaporkan bahwa Indonesia mempertimbangkan pembelian fregat ringan Belharra atau korvet Gowind dari Naval Group sebagai pengganti enam kapal kelas Ahmad Yani (usia tua). Pernyataan ini dari Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu, yang juga menyebut paket lebih luas termasuk Rafale tambahan, Caesar howitzer, dan Scorpene. Ini menandakan negosiasi tingkat tinggi, tapi belum ada komitmen finansial.

Di Juni 2025 dalam konteks proyek Fregat Merah Putih (desain lokal PT PAL), Belharra disebut sebagai salah satu kapal yang direncanakan dibangun melalui kolaborasi dengan Naval Group, sebagai bagian dari strategi pertahanan maritim.

Antara Oktober-November 2025 Belum ada pengumuman kontrak pengadaan spesifik untuk Belharra.

Fokus TNI AL saat ini lebih pada proyek lain, seperti pengadaan dua fregat PPA dari Italia (Fincantieri), dengan kapal pertama tiba Oktober 2025 dan kedua April 2026 serta pembangunan Fregat Merah Putih ke-2 yang mulai peletakan lunas pada November 2024, dan untuk kajian pembelian 7 fregat bekas Tipe 053H dari China sebagai solusi sementara.

Tidak ada hasil diskusi signifikan di platform X (Twitter) terkait update terbaru sejak 2024, menunjukkan isu ini lebih banyak dibahas di media pertahanan daripada diskusi publik.

Keuntungan dari fregat Belharra ini menawarkan teknologi canggih (digital frigate dengan RCS rendah untuk stealth) dan potensi produksi lokal, selaras dengan Minimum Essential Force (MEF) TNI AL yang membutuhkan 20-30 surface combatant baru hingga 2030.

Namun tantangannya belum ada dana pasti dialokasikan, dengan prioritas saat ini pada proyek lokal dan mitra lain (Italia, Turki).

(Sumber: Oblivion Cylone War) ***