WHO Rekomendasikan Pengobatan Tipe Ozempic sebagai Pengobatan Jangka Panjang untuk Obesitas
ORBITINDONESIA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman yang merekomendasikan pengobatan tipe GLP-1 sebagai pengobatan jangka panjang untuk obesitas.
WHO mencatat bahwa biaya tinggi dan kendala rantai pasokan masih menjadi hambatan akses universal untuk obat-obatan tersebut.
Apa selanjutnya? WHO telah mengeluarkan seruan global kepada negara-negara anggotanya untuk memastikan manajemen obesitas tersedia secara universal, terjangkau, dan berkelanjutan.
Pengobatan tipe Ozempic telah disetujui sebagai pengobatan jangka panjang untuk obesitas berdasarkan pedoman baru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah menyerukan kepada pemerintah dan sistem kesehatan di seluruh dunia untuk memastikan pengobatan lebih terjangkau dan dapat diakses secara universal.
Menanggapi apa yang digambarkannya sebagai tantangan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat, WHO telah mengembangkan pedoman tentang penggunaan obat-obatan berbasis glukagon-like peptide-1 (GLP-1), seperti Ozempic atau Wegovy, untuk penderita obesitas.
Diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) semalam, pedoman tersebut merekomendasikan penggunaan terapi GLP-1 jangka panjang untuk manajemen berat badan bagi orang dewasa dengan obesitas bersamaan dengan terapi perilaku, seperti aktivitas fisik, diet, dan sesi konseling rutin.
Obat berbasis GLP-1 merupakan kelas obat terobosan yang meniru aktivitas hormon alami, memperlambat pencernaan, dan membantu orang merasa kenyang lebih lama.
Obat ini awalnya dikembangkan untuk mengobati penderita diabetes tipe 2, tetapi kini semakin populer dalam membantu orang mengelola obesitas.
WHO mengatakan pedomannya menandai pergeseran dalam cara masyarakat global menangani obesitas, dengan mengakui obesitas sebagai "penyakit kronis dan kambuhan yang membutuhkan perawatan seumur hidup" alih-alih "kondisi gaya hidup".
Obesitas tetap menjadi penyebab utama penyakit kronis dan kematian dini, yang memengaruhi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia dengan kasus yang meningkat di hampir setiap negara di dunia. Tahun lalu terdapat 3,7 juta kematian akibat obesitas akibat penyakit tidak menular, dan WHO menyatakan dampak ekonomi global diperkirakan mencapai $US3 triliun per tahun pada tahun 2030.
Peter Shepherd, Profesor Kedokteran Molekuler & Patologi di Universitas Auckland, mengatakan makalah tersebut menyoroti pengakuan bahwa perawatan medis merupakan alat penting dalam menangani obesitas.
"Dunia telah bergeser dalam 100 tahun dari keadaan di mana malnutrisi global merupakan krisis kesehatan global utama menjadi keadaan di mana kelebihan berat badan terjadi sekarang," ujarnya.
"Kendala utama dalam penanganan obesitas yang efektif adalah kegagalan memahami faktor biologis yang mendorong nafsu makan dan penumpukan lemak kita." ***