Waduh, Militer Jerman Mengatakan Ribuan Butir Amunisi Dicuri dari Kendaraan yang Diparkir Minggu Lalu
ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Pertahanan Jerman mengonfirmasi pada hari Selasa, 2 Desember 2025 bahwa "sebuah kiriman ribuan butir amunisi" yang ditujukan untuk angkatan bersenjata telah dicuri dari trailer milik seorang kontraktor sipil minggu lalu.
Seorang juru bicara mengatakan kepada CNN bahwa amunisi tersebut dicuri "dari trailer kendaraan pengangkut sipil tersebut, yang telah diparkir semalaman" antara tanggal 24 dan 25 November.
Pada tanggal 28 November, militer menemukan bahwa kiriman tersebut kehilangan sekitar 20.000 butir amunisi, kata juru bicara tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Militer sedang menyelidiki pencurian tersebut dengan bantuan polisi setempat, kata Angkatan Bersenjata Jerman dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada CNN.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan kepada majalah Jerman Der Spiegel pada hari Selasa bahwa militer menangani pencurian tersebut "dengan sangat serius."
"Amunisi semacam ini tidak boleh jatuh ke tangan yang salah," kata juru bicara tersebut.
Kerugian amunisi lainnya telah terjadi di Jerman tahun ini, meskipun tidak sebesar pencurian minggu lalu. Lembaga penyiaran publik Jerman, ARD, melaporkan pada bulan Agustus bahwa sekitar 90 butir amunisi hilang dari sebuah kantor polisi di Saxony-Anhalt.
Pencurian ini terjadi tepat ketika Jerman sedang berupaya memperkuat angkatan bersenjatanya setelah bertahun-tahun investasi yang lamban dan ketidaknyamanan budaya terhadap militer negara tersebut. Seminggu sebelum pencurian, pemerintah koalisi Jerman mengajukan rancangan undang-undang untuk menambah jumlah personel militer menjadi 260.000 tentara, naik dari sekitar 180.000 saat ini, ditambah 200.000 tentara cadangan, pada tahun 2035.
Dorongan militeristik ini muncul ketika Jerman tetap menjadi pemasok amunisi utama bagi Ukraina. Pada akhir Agustus, produsen Jerman, Rheinmetall, membuka pabrik amunisi terbesar di Eropa untuk memenuhi permintaan.***