Di Tengah Darurat Bencana, JNE Membuka Akses Pengiriman Gratis Bantuan untuk Warga Sumatera
Bagi banyak keluarga di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bencana banjir dan tanah longsor tidak berakhir ketika hujan berhenti. Dalam fase pasca bencana, kondisi tersebut memaksa warga hidup dengan persediaan terbatas, akses yang terhenti, dan rutinitas yang tidak lagi berjalan normal. Di rumah-rumah terdampak maupun di lokasi pengungsian, kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, dan obat-obatan menjadi prioritas utama.
Ketika akses jalan terputus dan distribusi terganggu, bantuan menjadi sesuatu yang sangat berarti. Namun bagi sebagian masyarakat, mengirimkan bantuan bukan perkara mudah. Jarak, biaya pengiriman, dan keterbatasan jalur logistik sering kali membuat niat baik tertahan sebelum sampai ke wilayah terdampak.
Dalam situasi tersebut, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) membuka layanan gratis ongkos kirim untuk pengiriman bantuan kemanusiaan menuju wilayah terdampak bencana di Sumatera. Program yang berlangsung pada 1–10 Desember 2025 ini memungkinkan masyarakat di berbagai daerah mengirimkan paket bantuan hingga 10 kilogram per kiriman, berisi kebutuhan dasar seperti bahan pangan, perlengkapan bayi, obat-obatan, pakaian layak pakai, selimut, dan alas tidur.
Melalui program Bergerak Bersama Peduli Bencana, bantuan dari berbagai daerah dihimpun melalui jaringan JNE dan disalurkan ke titik-titik terdampak bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan setempat. Mekanisme ini memastikan bantuan tidak berhenti di perjalanan, tetapi benar-benar diterima oleh warga yang membutuhkan.
Presiden Direktur JNE, Feriadi Soeprapto, menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk hadir di tengah masyarakat saat situasi darurat. Fokus utama, menurutnya, adalah mempercepat penyaluran kebutuhan dasar agar masyarakat terdampak dapat bertahan dan mulai memulihkan kondisi secara bertahap.
Selama periode program, lebih dari 500 ton bantuan berhasil dihimpun dan disalurkan ke wilayah terdampak. Bantuan tersebut menjangkau keluarga di pengungsian, anak-anak, serta lansia yang kondisinya semakin rentan pascabencana. Di tengah keterbatasan, bantuan yang datang menjadi penopang penting agar kehidupan dapat berjalan kembali.
Program ini menunjukkan bahwa dalam situasi darurat, kepedulian sering hadir melalui langkah-langkah sederhana namun berdampak. Ketika pengiriman dipermudah, lebih banyak masyarakat ikut tergerak untuk membantu.
Di balik setiap paket bantuan yang dikirim, ada kepedulian dari banyak tangan yang mungkin tak pernah saling mengenal. Bantuan itu berangkat dari berbagai daerah, melintasi jarak dan keterbatasan, untuk menjangkau keluarga yang sedang berjuang memulihkan hidup mereka. Bagi warga terdampak, kehadiran bantuan tersebut bukan semata soal barang yang diterima, melainkan pengingat bahwa empati dan solidaritas masih hidup, dan bahwa di tengah situasi sulit, ada banyak pihak yang memilih untuk hadir dan peduli.